Ilustrasi. Foto: Hasan Alhabshy |
Beberapa orang beranggapan, penggunaan vape dan rokok elektrik lebih aman dibandingkan rokok konvensional. Padahal nyatanya menurut riset, efek vape tak lebih 'enteng' dibandingkan rokok. Bahkan menurut dokter, vape bekerja layaknya 'memanggang' paru-paru.
"Suhu vape bisa jauh lebih panas daripada asap rokok, jadi vape benar-benar dapat membakar paru-paru Anda," ungkap ahli bedah mata di California, dr Brian Boxer Wachler dikutip dari Mirror News UK, Jumat (29/9/2023).
"(Fakta ini) menjelaskan mengapa lebih banyak orang muda yang menggunakan vape membutuhkan transplantasi paru-paru dibandingkan orang muda yang merokok," ujarnya lebih lanjut.
dr Boxer Wachler merujuk pada penelitian yang dilakukan tahun lalu dan diterbitkan dalam Critical Review in Toxicology. Riset tersebut menunjukkan, dari 11,350 pasien dengan kerusakan paru-paru akibat vape, setengahnya menggunakan nikotin dan THC, bahan penginduksi tinggi yang ditemukan dalam ganja.
"Kerusakan paru-paru dapat terjadi dengan jenis vape apa pun," beber dr Boxer Wachler.
Seiring paparan dr Boxer Wachler, beberapa penelitian yang dilakukan beberapa tahun terakhir memang menunjukkan bahwa vaping memang menimbulkan sejumlah risiko kesehatan yang serius, paling parah terhadap organ paru-paru dan jantung.
Salah satu penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nuclear Medicine menemukan bahwa vaping menyebabkan peradangan yang lebih besar pada paru-paru dibandingkan dengan merokok.
Awal tahun ini, American Heart Association (AHA) mengungkapkan bahwa kombinasi nikotin, pengental, pelarut, dan perasa dalam rokok elektrik vape menimbulkan risiko lebih besar terhadap kesehatan jantung dibandingkan merokok. Tahun lalu, penelitian yang dilakukan oleh AHA menunjukkan bahwa anak muda yang menggunakan vape memiliki risiko 15 persen lebih besar terkena stroke dibandingkan perokok.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Terbukti Tak Lebih Aman dari Rokok, Ini yang Terjadi pada Paru Saat Nge-vape"