Ilustrasi virus COVID. (Foto: Getty Images/loops7) |
COVID-19 merupakan penyakit yang dapat menular dengan sangat cepat. Karenanya, tak jarang kita melihat orang bisa terjangkit penyakit tersebut dua sampai tiga kali sepanjang hidupnya.
Tapi bagi segelintir orang yang kurang beruntung, COVID bisa menyerang 5 hingga bahkan 6 kali. Bahkan, beberapa mengaku gejala yang dirasakan saat reinfeksi lebih parah dibanding sebelumnya.
Misalnya seperti yang dialami wanita asal Wyoming yang bernama Brenda Keele. Wanita berusia 38 tahun itu mengungkapkan dirinya sudah terkena COVID sebanyak lima kali. Setiap kali terinfeksi, Keele mengaku gejala yang dirasakan lebih parah dibanding infeksi sebelumnya.
Pada puncak penyakitnya, Keele mengatakan dirinya hampir tidak bisa berjalan dan merasa seolah setiap kelenjar getah bening di tubuhnya bengkak dan merasa nyeri.
Hal serupa juga dialami oleh wanita asal Brooklyn bernama Emily. Dia mengungkapkan dirinya sudah terkena COVID sebanyak 5 kali. Meski penyakitnya tergolong 'ringan', Emily mengaku simtom yang dirasakan semakin parah beberapa bulan setelah mendapat vaksin.
"Yang saya rasakan lebih seperti nyeri di sekujur tubuh dan perasaan demam. Saya merasa tidak enak badan selama sekitar satu minggu," ucapnya.
Sementara, guru dari Portland, Oregon, bernama Reanna Sunford Clark mengatakan dirinya sudah 6 kali terserang virus COVID.
"Hal ini membuat saya merasa kalau saya memiliki kecenderungan terkena penyakit tersebut," ucapnya.
Clark mengaku dirinya sehari-hari memang kerap berinteraksi dengan anak-anak, kelompok usia yang belum terlalu menyadari pentingnya menjaga kebersihan tangan. Hal itulah yang menurut Clark menjadi faktor utama dirinya sering terkena COVID.
"Karena sudah kena berkali-kali, saya harusnya memiliki imunitas yang lebih tinggi dari yang saya miliki sekarang," tuturnya.
Clark mengatakan setiap kali terkena COVID, dia selalu mengalami simtom yang mirip dengan flu. Hanya saja, gejala tersebut biasanya hilang dengan sendirinya setelah 3 atau 4 hari.
"Setiap kali saya terkena (COVID), saya mengalami sakit tenggorokan," ujarnya.
Wakil dekan penelitian klinis dan translasi dari Case Western University, dr Grace McComsey, mengungkapkan memang ada beberapa pasien COVID yang mengalami penyakit itu 5 sampai 6 kali.
"Saya telah melihat beberapa pasien yang mengalami 5 kali infeksi. Sedihnya, mereka adalah orang-orang yang sudah divaksin tapi masih kena COVID 5 kali," ungkapnya.
dr McComsey menjelaskan umumnya reinfeksi COVID memiliki simtom yang lebih ringan dibanding kasus sebelumnya. Namun pada segelintir pasien, kondisi yang dialami bisa lebih parah.
"Reinfeksi yang lebih parah bisa saja terjadi ketika waktu sudah banyak berlalu sejak orang tersebut menerima suntikan vaksin COVID, atau jika dia terpapar virus tersebut dalam jumlah yang banyak," terangnya.
Sementara, ketua Departemen Imunologi dan Imunoterapi dari Mount Sinai School of Medicine di New York, dr Miriam Merad, mengatakan COVID bisa memicu peradangan pada pasien yang mengidap komorbid atau penyakit bawaan lainnya. Kondisi inilah yang bisa membuat reinfeksi COVID memunculkan gejala yang lebih parah dibanding infeksi terdahulu.
"Long COVID juga bisa membuat orang rentan terinfeksi kembali, mengingat long COVID diasosiasikan dengan peradangan dan penyumbatan darah. Setidaknya 10 persen dari kasus COVID bisa berujung pada long COVID," pungkas dr Merad.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pengakuan Pasien Kena COVID 5-6 Kali, Begini Gejala yang Dialami Tiap Reinfeksi"