RS Indonesia di Gaza mengalami kerusakan akibat guncangan serangan rudal Israel (Foto: Dok. MER-C) |
Komite Penyelamatan Darurat Medis Indonesia atau Emergency Rescue Committee (MER-C) mengutuk serangan udara Israel di Jalur Gaza yang terkepung di Palestina yang menewaskan salah satu pekerjanya, dan menghantam rumah sakit Indonesia di Beilt Lahiya di Jalur Gaza pada hari Sabtu, (7/10/2023).
Lembaga swadaya masyarakat medis dan kemanusiaan ini juga mendesak Pemerintah Indonesia untuk meminta PBB. Dewan Keamanan akan mengadakan sidang darurat untuk mengatasi pemboman brutal Israel yang dilaporkan menewaskan hampir 200 warga Palestina.
"Kami mengutuk serangan udara Israel di Gaza yang menargetkan rumah sakit!" Kepala MER-C Sarbini Abdul Murad mengatakan dalam pernyataan yang dirilis pada hari Sabtu, dikutip dari Antara.
Abu Romzi, yang bekerja sebagai staf lokal MER-C di Gaza sejak 2011, tewas dalam serangan udara tersebut, kata pernyataan itu.
"Serangan udara di Gaza yang dilakukan Israel menyusul serangan mendadak Hamas pada hari sebelumnya telah menewaskan sedikitnya 198 warga Palestina," menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut yang dikutip oleh kantor berita Palestina WAFA dan kantor berita Turki Anadolu.
"Lebih dari 1.600 orang juga terluka," lanjut kata kementerian itu melalui akun Facebook-nya.
Murad meminta Pemerintah Indonesia menyerukan pertemuan khusus Dewan Keamanan PBB mengenai pemboman mematikan Israel di Gaza.
Ia juga mendesak pihak berwenang memberikan akses distribusi bantuan ke daerah terdampak.
"Kami meminta dibukanya akses perbatasan Gaza agar bantuan internasional dapat segera sampai ke Jalur Gaza," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Rumah Sakit RI di Gaza Kena Serangan Israel, 1 Staf Dilaporkan Tewas"