Foto: REUTERS/STEPHANIE LECOCQ |
Para ahli menilai wilayah Singapura sebagai pusat transit global bisa memicu penyebaran wabah lebih mudah, termasuk yang belakangan dikhawatirkan, yakni kutu busuk. Nicole Zycinski-Singh, Direktur Killem Pest, perusahaan pengendalian hama, telah melihat peningkatan laporan kutu busuk dalam beberapa pekan terakhir.
Sejalan dengan catatan ahli entomologi di perusahaan Pestbusters Joachim Lee yang mengungkap tren kenaikan kasus kutu busuk mencapai 40 persen dalam beberapa bulan terakhir di Negeri Singa.
Perusahaan meningkatkan upaya untuk memberitahu pelanggan tentang mengintegrasikan pemeriksaan kutu busuk sebagai bagian dari rutinitas layanan pengendalian hama, terutama di bidang-bidang seperti hotel, transportasi umum, sekolah, sampai pusat kesehatan.
"Sebagai negara transit global, risiko wisatawan Singapura kembali membawa kutu busuk adalah kenyataan yang kita miliki. yang harus diwaspadai, dengan kemungkinan kutu busuk menyebar ke lingkungan rumah atau transportasi umum," beber Asosiasi Pengendalian Hama Singapura, dikutip dari Today, Sabtu (17/11/2023).
Sependapat dengan hal tersebut, Eddie Koh, Direktur Greencare Pest Control and Cleaning, perusahaan pengendalian hama lain, mengatakan Singapura tidak kebal terhadap potensi serangan kutu busuk.
Sebagian besar kasus serangan kutu busuk yang harus diatasi termasuk kasus impor, yakni penyebaran di rumah tangga yang baru melakukan perjalanan dari dari luar negeri.
Menurut Karen Harichan, Direktur 3000Immunity, pelancong yang aktif bepergian dapat menemukan kutu busuk bersembunyi di saku atau tas mereka tanpa disadari.
"Anda tidak perlu bepergian ke luar negeri. Anda dapat membawa pulang kutu busuk bahkan saat Anda berada di dalam bus, taksi, atau kereta api di sini. Kamu tidak akan mengetahuinya sampai mereka menggigitmu," bebernya.
Mr Koh dari Greencare Pest Control and Cleaning mengatakan kutu busuk sebetulnya adalah hal yang umum di Singapura, seringkali dikelola dengan baik dan hanya menyerang sebagian kecil orang.
Beberapa petugas pengendalian hama juga mengatakan bahwa mereka biasa melihat serangan kutu busuk di rumah kontrakan seperti penyewanya berasal dari luar negeri atau pelajar internasional. Tempat tinggal ini cenderung lebih padat penduduk dan memiliki penyewa yang sering bepergian.
"Kami menyarankan para pelancong untuk ekstra hati-hati dan memeriksa barang-barang mereka terhadap tanda-tanda serangan hama, (dan juga bagi) operator pelabuhan masuk seperti bandara dan operator penerbangan untuk melakukan pemeriksaan yang diperlukan terhadap penumpang dan selama penerbangan. pergantian," wanti-wanti Asosiasi Pengendalian Hama Singapura.
Prediksi Kasus Kutu Busuk
Manajer Aardwolf Pestkare, Pierce Chan, memprediksi angka kutu busuk terus meningkat di 20 sampai 30 persen pada kuartal pertama 2024 jelang musim liburan.
"Jumlahnya terus meningkat dan saya menduga jumlahnya mungkin masih sedikit meningkat, karena musim liburan sudah dekat," ungkap Lee yang dikutip dari Channel News Asia, Kamis (16/11/2023)
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kutu Busuk di Singapura Diprediksi Makin Ngegas Jelang Musim Liburan"