Foto: AP Photo/Fatima Shbair |
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merasa sangat khawatir dengan penyebaran penyakit di Gaza pasca pengeboman Israel selama berminggu-minggu. Hal itu menyebabkan penduduk memadati tempat penampungan dengan makanan dan air bersih yang langka.
"Kami sangat prihatin dengan penyebaran penyakit ketika musim dingin tiba," kata Richard Peeperkorn, perwakilan WHO di Wilayah Pendudukan Palestina, dikutip dari Reuters, Sabtu (18/11/2023).
Peeperkorn mengatakan ada lebih dari 70.000 kasus infeksi pernapasan akut dan 44.000 kasus diare. Angka yang tercatat itu jauh lebih tinggi dari perkiraan.
WHO sebelumnya telah memperingatkan adanya 'tren yang mengkhawatirkan' dalam penyebaran penyakit di Gaza. Di mana pemboman dan serangan darat telah mengganggu sistem kesehatan, akses terhadap air bersih, dan menyebabkan orang-orang berkumpul di tempat penampungan.
Selain itu, penyakit juga bisa saja menyebar karena sistem pembuangan limbah yang padat penduduk itu meluap karena awal musim hujan dan banjir. Ketiadaan bahan bakar yang membuat stasiun pompa limbah dan pabrik desalinasi ditutup juga bisa meningkatkan risiko kontaminasi air dan berjangkitnya penyakit.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan pada hari Jumat (17/11) bahwa sekitar 813.000 pengungsi internal tinggal di setidaknya 154 tempat penampungan yang dikelola oleh UNRWA. Itu merupakan badan pengungsi Palestina di PBB.
"Kepadatan yang berlebihan menyebabkan penyebaran penyakit, termasuk penyakit pernafasan akut dan diare, sehingga meningkatkan permasalahan lingkungan dan kesehatan," OCHA memperingatkan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO Khawatir Penyakit Pernapasan-Diare Menyebar Cepat di Gaza"