Ilustrasi pasien. (Foto: iStock) |
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebut setiap hari bertambah 1.000 kasus baru kanker di Indonesia. Dengan populasi mendekati 280 juta jiwa, diperkirakan kasus kanker meningkat 65,1 persen dalam dua dekade ke depan di Tanah Air.
Penyebabnya tidak lain minim masyarakat yang memiliki kewaspadaan terkait risiko terkena kanker. Baik mengenali gejala maupun cara pencegahannya.
Belum banyak warga yang juga rutin melakukan skrining. Padahal, angka keberlangsungan hidup lebih tinggi saat kanker ditemukan di fase stadium awal.
Dalam penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Kelompok Staf Medik (KSM)/Instalasi Pelayanan Terpadu (IPT) Onkologi Radiasi RSCM, didapatkan sebagian besar masyarakat atau 59,8 persen tidak mengetahui program gerakan hidup sehat masyarakat (GERMAS) yang meliputi pola hidup sehat termasuk dari makan dan olahraga. Bahkan, sebagian besar atau 79,4 persen juga tidak pernah mengikuti penyuluhan kesehatan.
Rendahnya pengetahuan ini, dan berbagai faktor terkait lainnya, menyebabkan tingginya proporsi kasus kanker yang ditemukan sudah pada stadium lanjut hingga mencapai kurang lebih 65 persen.
Otomatis, kasus kanker yang banyak ditemukan pada fase stadium lanjut memerlukan biaya pengobatan lebih tinggi. Bila dilihat dari program Jaminan Kesehatan Nasional, tanggungan untuk penyakit kanker menempati peringkat ketiga di tahun 2014 sampai 2018. Jumlahnya sangat tinggi yakni 13,3 triliun rupiah atau 17 persen dari total biaya penyakit katastropik.
"Selain berdampak pada pembiayaan pemerintah, penyakit kronis ini juga menimbulkan beban finansial dan sosial terhadap pasien beserta keluarganya. Meskipun dalam era Jaminan Kesehatan Nasional, masih banyak biaya tidak langsung yang harus dikeluarkan oleh pasien dan keluarganya, seperti biaya transportasi, akomodasi, serta kehilangan pemasukan akibat cuti/izin dari pekerjaan bagi pasien atau pendampingnya," beber dr Direktur Utama RSCM Supriyanto, SpB, FINACS, MKes dalam agenda kick off pengampuan layanan kanker dan kerjasama dengan 5 RS yag diampu, Senin (5/2/2024).
Dirinya juga mengungkap dalam riset RSCM lain, para peneliti menemukan hampir 80 persen pasien kanker yang menjalani pengobatan sudah berada di level toksisitas finansial. Mirisnya, keadaan ini terus berlangsung setelah 12 bulan didiagnosis kanker hingga kurang dari 30 bulan.
Peneliti juga melaporkan 36 persen pasien yang menjalani pengobatan kanker bangkrut. Karenanya, perlu keterlibatan pemerintah dalam bantuan finansial maupun psikososial agar pasien bisa mendapatkan perawatan dan kesembuhan sesegera mungkin.
Tahun ini, RSCM mengampu regional layanan kanker sesuai keputusan Kementerian Kesehatan, Pelayanan Kanker Terpadu (PKaT) RSCM di 4 provinsi RSCM, yaitu Lampung, Banten, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan di RSUD Dr H Abdul Moeloek Lampung, RSUP Dr Sitanala Tangerang, RSUD Banten, RSUD Dr Soedarso Pontianak, dan RSUD Ulin Banjarmasin.
Empat jenis kanker yang difokuskan menjadi topik pembahasan meliputi kanker payudara, kanker serviks, kanker paru, sampai kanker anak.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dalam Sehari Ada 1.000 Warga RI Didiagnosis Kanker, Banyak Tak Sadar Gejalanya"