![]() |
Potret wabah di Afrika. (Foto: AP Photo/Moses Sawasawa) |
Afrika disebut menjadi negara paling terdampak dari keluarnya Amerika Serikat terkait keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini disebut membahayakan pembiayaan kesehatan masyarakat.
Ada kekhawatiran Donald Trump dapat memotong atau menarik dukungan untuk rencana darurat Presiden AS pada bantuan AIDS (PEPFAR), sebuah dana penjangkauan bagi sebagian besar orang Afrika yang hidup dengan HIV/AIDS di benua itu.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) menyebut negaranya perlu 'memutar otak' untuk mengamankan pembiayaan terkait.
"Kami tahu peran yang telah dimainkan WHO di benua itu untuk benar-benar meningkatkan penyediaan program perawatan kesehatan masyarakat di Afrika. Dan ya, pengurangan pendanaan AS pasti akan berpengaruh," kata Ngashi Ngongo, pejabat senior CDC Afrika, dikutip dari Reuters Jumat (24/1/2025).
"Namun, sekali lagi, inilah saatnya bagi negara-negara anggota Afrika untuk memikirkan kembali pembiayaan untuk kesehatan masyarakat," lanjut Ngongo.
CDC Afrika menyebut dalam dua tahun terakhir telah mendorong sejumlah wilayah untuk secara mandiri mengembangkan pembiayaan kesehatan publik di level lokal, agar tidak mengganggu penanganan penyakit maupun wabah.
Proses permintaan keluarnya AS dari WHO secara regulasi, baru bisa diresmikan setahun setelah diajukan, yakni Januari 2025. WHO menyesalkan keputusan tersebut, mengingat telah banyak kerja sama dan kontribusi AS sebagai penyumbang terbesar di pendanaan WHO.
"Kami berharap Amerika Serikat akan mempertimbangkannya kembali," kata juru bicara badan kesehatan PBB, Tarik Jasarevic.
AS bergabung dengan WHO pada 1948 setelah resolusi bersama disahkan oleh kedua kamar Kongres, yang mengharuskan negara tersebut memberikan pemberitahuan satu tahun untuk meninggalkan organisasi tersebut.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ini Negara yang Paling Terdampak Buntut AS Keluar dari Keanggotaan WHO"