![]() |
Ramalan Suram Stephen Hawking Mengenai Kiamat Dunia Foto: iStock |
Stephen Hawking dikenal sebagai salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah sains. Ilmuwan yang meninggal Maret 2018 ini tidak hanya mengguncang dunia fisika dengan penemuannya pada 1970-an, tetapi juga meninggalkan warisan pemikiran yang terus memicu diskusi hingga kini. Salah satunya adalah prediksinya yang suram tentang masa depan Bumi dan kelangsungan hidup umat manusia.
Menjelang akhir hidupnya, ia berulang kali mengingatkan bahwa manusia harus segera mencari "rumah baru" di luar angkasa sebelum planet kita hancur. Pada 2016, dalam wawancara dengan BBC, ia mengatakan, "Meskipun kemungkinan bencana di Bumi pada tahun tertentu cukup rendah, itu akan bertambah seiring waktu dan menjadi hampir pasti dalam 1.000 atau 10.000 tahun ke depan."
Tapi hanya setahun kemudian, prediksi itu berubah drastis. Dalam dokumenter BBC 2017 berjudul Stephen Hawking: Expedition New Earth, Hawking memperpendek waktu yang dimiliki manusia menjadi hanya 100 tahun.
Ia menyebut perubahan iklim, hantaman asteroid, epidemi, hingga ledakan populasi sebagai ancaman nyata yang membuat Bumi "semakin tidak aman." Menurutnya, kolonisasi planet lain adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan spesies kita.
Peringatan ini makin mengerikan di tahun berikutnya. Pada November 2017, dalam acara Tencent WE Summit di Beijing, Hawking menyatakan bahwa Bumi berpotensi menjadi "bola api yang mendesis" pada tahun 2600.
Hawking menyarankan manusia untuk menjajah Alpha Centauri, sistem bintang terdekat, sebagai langkah darurat. Gambaran Bumi yang dilalap api ini jauh lebih dramatis dibandingkan prediksinya sebelumnya, yang memberi waktu lebih panjang bagi umat manusia.
Ancaman Lain di Mata Hawking
![]() |
Foto: iStock |
Prediksi mengerikan ini sempat dihebohkan media dengan klaim bahwa NASA "mengkonfirmasi" ramalan Hawking. Namun, juru bicara NASA kepada Newsweek menegaskan, "NASA belum membuat klaim ini." Mereka hanya menyatakan bahwa pengamatan dari luar angkasa mendukung beberapa isu yang disebut Hawking, seperti perubahan iklim, tanpa mengesahkan batas waktu 2600 yang disebutkan sang fisikawan.
Bukan hanya kehancuran fisik Bumi yang dikhawatirkan Hawking. Pada 2014, ia memperingatkan BBC tentang bahaya kecerdasan buatan (AI). Bagi Hawking, AI berpotensi menjadi "akhir umat manusia" jika tak dikendalikan. Ia juga menyebut ancaman invasi alien, membandingkannya dengan kedatangan Columbus di Amerika—yang berakhir buruk bagi penduduk asli.
Meski prediksinya mengundang kengerian, pandangan Hawking lebih luas dari sekadar kehancuran planet. Ia memandang masa depan spesies kita dengan skeptisisme yang tajam, namun juga harapan bahwa manusia bisa bertahan dengan berinovasi dan menjelajah.
Prediksi-prediksi ini, meski belum terbukti dan jauh dari "dikonfirmasi" oleh NASA, tetap menjadi pengingat akan kerapuhan eksistensi kita di alam semesta, demikian dilansir dari Sciencing.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Ramalan Suram Stephen Hawking Mengenai Kiamat Dunia"