Hagia Sophia

19 June 2025

Kisah Dosen di Tegal yang Idap Tiga Penyakit Kronis Sekaligus

Ilustrasi (Foto: Getty Images/gorodenkoff)

Seorang pria di Tegal, Jawa Tengah bernama Fatchurrozak Himawan (46) menceritakan kisahnya mengidap tiga penyakit kronis sekaligus yaitu hipertensi, diabetes tipe dua, dan penyakit ginjal. Semua bermula dari 10 tahun lalu ketika ia mengidap hipertensi.

Karena kondisinya itu, ia harus mengonsumsi obat tekanan darah bila mengalami gejala nyeri kepala. Sampai pada suatu waktu di tahun 2019, pria yang bekerja sebagai pengajar keperawatan di Poltekkes Kemenkes Semarang ini terlibat sebagai responden sebuah penelitian kesehatan.

Dari hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa ia mengalami kondisi prediabetes. Prediabetes merupakan kondisi ketika kadar gula darah sudah cukup tinggi dan berisiko tinggi berkembang menjadi diabetes tipe dua.

Peneliti saat itu mengimbaunya untuk mengubah gaya hidup secara keseluruhan. Tapi karena merasa tidak ada gejala yang signifikan, ia memilih untuk tidak mengikutinya.

"Saya nggak percaya (prediabetes). Orang keluarga saya kan nggak ada yang diabetes. Saya juga tahu sampai saat ini nggak pernah ada gejala DM (diabetes melitus). Saya juga nyaman. BAK (buang air kecil) juga tidak ada masalah. Sepertinya kayaknya nggak ada," kata Himawan ketika dihubungi detikcom, Senin (16/6/2025).

"Jadi saya tetap seperti biasa, olahraga jarang, makannya bebas, cenderung porsinya banyak," sambungnya.

Semua berubah ketika 5 tahun kemudian ia mulai mengalami gejala gangguan penglihatan. Ia menyebut pandangannya saat itu seperti membayang ganda, sehingga terlihat tidak jelas.

Meski memang memiliki mata minus, gejala yang muncul tidak wajar. Ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah sakit demi menjalani pemeriksaan dokter. Terungkap, rupanya ia memiliki masalah diabetes tipe dua.

Beberapa bulan kemudian, ia kembali melakukan pemeriksaan. Hasilnya lebih parah, terungkap bahwa hipertensi dan diabetes yang diidapnya sudah berpengaruh pada kinerja ginjalnya yang menurun menjadi 80 persen.

"Kalau saya belajar, itu DM, hipertensi, itu salah satu penyebab utama untuk gagal ginjal. Makanya saya coba mengatasi DM sama hipertensinya," ceritanya.

"Pandangan double itu karena gula yang ke mata itu sudah mengganggu penglihatan saya. Itu saya sudah mulai takut," sambung Himawan.

Semenjak saat itu, ia mulai melakukan diet secara ketat. Berat badannya bahkan sempat turun 10 kg hanya dalam waktu dua bulan karena begitu takut dengan kondisi kesehatannya.

Setelah banyak berkonsultasi dan mempelajari literatur kesehatan, ia mengetahui penurunan berat badan terlalu drastis sebenarnya juga tidak baik. Sebaiknya penurunan berat badan dilakukan secara bertahap, agar fungsi ginjal juga tidak terbebani.

Pada saat ini, kondisinya sudah jauh lebih terkontrol dengan konsumsi obat-obatan hipertensi dan diabetes. Secara total, ia sudah menurunkan berat badannya sebanyak 12 kg dari 80 kg menjadi 68 kg.

Meski apa yang dijalaninya berat, ia mengaku sangat bersyukur. Karena sakit dan menjalani pemeriksaan, dirinya bisa mengetahui ada penyakit ginjal kronis di tubuhnya secara lebih dini.

Jika terlambat, mungkin saja ia harus menjalani cuci darah seumur hidup akibat gagal ginjal. Terlebih, penyakit ginjal umumnya baru menunjukkan gejala di stadium akhir.

"Saya takut ya, takut akan terjadi gagal ginjal, saya harus ketergantungan alat (cuci darah)," katanya.

"Tapi kalau (fungsi ginjal) masih 80 persen kayak saya, itu masih memungkinkan untuk perbaikan ginjal. Tapi kalau sudah 30 persen ke bawah, susah harus ketergantungan alat," tandas Himawan.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Cerita Dosen di Tegal Idap Hipertensi-Diabetes, Berujung Kena Penyakit Ginjal"