Hagia Sophia

19 February 2023

Apa Bedanya Frontotemporal dengan Alzheimer?

Aktor Bruce Willis mengidap demensia frontotemporal. Sering dianggap sama, apakah ada perbedaan antara demensia dan alzheimer? (Foto: Instagram@dobledebruce)

Sebelumnya, aktor Hollywood Bruce Willis mengumumkan pensiun dari dunia akting lantaran didiagnosis penyakit afasia. Kini, pihak keluarga kembali mengabarkan kondisi kesehatan sang aktor bahwa ia mengidap demensia frontotemporal.

"Sejak kami mengumumkan diagnosis afasia Bruce pada musim semi 2022, kondisi Bruce berkembang dan kami sekarang memiliki diagnosis lebih spesifik: demensia frontotemporal (FTD)," tulis pihak keluarga, dikutip Variety, Jumat (17/2).

Apa itu demensia frontotemporal?

Dikutip dari Mayo Clinic, demensia frontotemporal adalah istilah umum untuk sekelompok gangguan otak yang mempengaruhi lobus frontal dan temporal otak. Area otak ini umumnya terkait dengan kepribadian, perilaku, dan bahasa.

Beberapa orang dengan demensia frontotemporal mengalami perubahan dramatis dalam kehidupan seperti menjadi tidak pantas secara sosial, impulsif, atau acuh tak acuh secara emosional. Selain itu juga bisa mengalami kehilangan kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan benar.

Demensia frontotemporal ini bisa salah didiagnosis sebagai masalah kejiwaan atau penyakit alzheimer. Padahal, demensia dan alzheimer memiliki arti yang berbeda. Lantas, apa perbedaan demensia dan alzheimer?

Perbedaan antara demensia dan alzheimer

Dikutip dari Healthline, demensia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gejala yang memengaruhi ingatan, kinerja aktivitas sehari-hari, dan kemampuan komunikasi. Sedangkan alzheimer adalah penyakit dari jenis demensia yang paling umum.

Demensia sering dimulai dengan lupa terhadap sesuatu yang sederhana. Orang dengan demensia mengalami kesulitan melacak waktu dan cenderung kehilangan arah. Saat demensia berkembang, sulit untuk mengingat nama dan wajah seseorang.

Pada tahap lebih lanjut, pengidap demensia menjadi tak mampu merawat diri sendiri. Perilaku si pengidap bisa berubah terus-menerus dan dapat berubah menjadi depresi dan agresi. Hal ini terjadi ketika sel-sel otak tertentu rusak karena seiring bertambahnya usia.

Dikutip dari Mayo Clinic, penyakit alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum, namun bukan satu-satunya. Karena ada banyak jenis dan penyebab demensia, termasuk:
  • Lewy body dementia
  • Frontotemporal dementia
  • Vascular dementia
  • Limbic-predominant age-related TDP-43 encephalopathy
  • Chronic traumatic encephalopathy
  • Parkinson's disease dementia
  • Creutzfeldt-Jakob disease
  • Huntington's disease
  • Mixed dementia
Sedangkan alzheimer adalah penyakit otak degeneratif yang disebabkan oleh perubahan otak yang kompleks setelah kerusakan sel. Ini menyebabkan gejala demensia yang secara bertahap memburuk dari waktu ke waktu.

Gejala awal alzheimer yang paling umum adalah kesulitan mengingat informasi baru karena penyakit ini biasanya memengaruhi bagian otak yang terkait dengan ingatan terlebih dahulu. Pada tahap lanjut, alzheimer menjadi lebih parah, dan akhirnya berbicara, menelan, dan berjalan menjadi sulit.

Meskipun faktor risiko terbesar dari alzheimer adalah bertambahnya usia, penyakit ini bukanlah bagian normal dari penuaan. Walaupun kebanyakan orang dengan alzheimer berusia 65 tahun ke atas, sekitar 200.000 orang Amerika di bawah 65 tahun hidup dengan penyakit alzheimer yang dapat menyerang di usia muda.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Aktor Bruce Willis Idap Demensia Frontotemporal, Apa Bedanya dengan Alzheimer?"