Foto: Getty Images/iStockphoto/kan2d |
Pasca 105 jam gempa Turki-Suriah, tim penyelamat mengevakuasi sebuah rumah di Kahramanmaras yang kini hancur. Di tengah timbunan puing-puing bangunan, mereka menemukan Aras (5) dalam keadaan selamat.
Ketika dibawa ke ICU, bocah ini mengalami hipotermia dan suhu tubuhnya menurun hingga 28 derajat Celcius.
Sementara itu, anggota keluarga Aras yang lain meninggal dunia ketika ditemukan. Di antaranya kakak perempuannyanya Hiranur (7), kakak laki-lakinya Alp (9), dan ayahnya.
Kakek Aras, Is Mehmet juga selamat dari peristiwa traumatis tersebut. Meski usianya sudah menginjak 72 tahun, Mehmet akan menjaga Aras bak putranya sendiri.
"Para penyelamat melakukannya dengan sangat baik untuk menyelamatkannya," kata Mehmet dikutip dari BBC.
"Dan dengan rahmat Tuhan, mereka mengembalikannya kepada kami hidup-hidup," lanjutnya.
Aras sedikit mengernyit saat dokter mengganti perban di kaki kirinya yang bengkak. Dokter menyebut, proses pemulihannya cepat.
Ibu Aras juga selamat, tetapi Aras belum melihatnya sejak dunia mereka hancur. Ibu Aras dirawat di rumah sakit lain di kota itu dan diperkirakan akan pulih.
Dokter yang menyelamatkan Aras di ICU, Daniel King mengatakan bahwa mereka berhasil menyelamatkan 17 pasien dengan luka parah yang berada di bawah reruntuhan selama enam hari. Sebagian besar mengalami hipotermia dan gagal ginjal karena suhu rendah serta kekurangan air.
Keajaiban ini bukan hanya dirasakan Aras, tetapi juga seorang pria berusia 65 tahun. Samir dari Suriah diangkat dari puing-puing setelah mengalami enam malam yang sangat dingin.
Dokter kemudian menyelamatkannya, namun kedua kakinya harus diamputasi. Para petugas medis menuturkan, ini merupakan minggu yang melelahkan dan traumatis.
Di samping itu, dokter anak Mehmet Cihan melakukan perjalanan dari Istanbul secepat mungkin untuk membantu rekan-rekannya di kota yang rusak ini. Ia mengaku hal ini merupakan hal yang sangat berat lantaran banyak anak yang kehilangan orang tua mereka.
"Saya tidak tahu. Ini sangat sulit bagi saya, terlalu sulit bagi saya," tutur Cihan.
Tidak hanya di Kahramanmaras, kota Turkoglu juga terkena dampak gempa dahsyat ini. Di kota ini, tenda hijau Inggris yang dipasang oleh dokter NHS Inggris berdiri di samping tenda Turki dengan terpal merah.
Dokter Inggris sedang mendirikan rumah sakit lapangan di halaman rumah sakit kota yang rusak akibat gempa. Sebanyak 80.000 korban dirawat di tenda tersebut dengan jumlah tenaga kesehatan yang terbatas.
Dokter umum dari Chichester, Inggris, Bryony Pointon, datang ke Turki sebagai bagian dari UK-Med. UK-Med merupakan badan amal bantuan medis garis terdepan yang didanai oleh pemerintah Inggris.
"Kami bekerja dengan para dokter dan perawat Turki yang ada di sini, mendirikan tenda mereka sendiri dan melihat pasien tetapi mereka kewalahan," jelas Pointon.
"Setelah semua trauma Anda memiliki orang-orang yang memiliki penyakit kronis yang biasa, mereka masih tidak sehat, mereka tidak memiliki fasilitas untuk mengatasinya. Jadi, kami akan menemui pasien itu, sebanyak yang kami bisa," lanjutnya.
Dokter dan perawat dari seluruh dunia kini berada di Turki untuk membantu mengatasi cedera fisik. Namun, Turki sedang dilanda trauma baik secara individu, maupun secara nasional.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kisah Haru Balita Selamat usai 105 Jam Tertimbun Puing-puing Gempa Turki"