Ilustrasi inti Bumi. Foto: IFL Science |
Sesuatu yang aneh terjadi jauh di bawah kaki kita berpijak. Selama bertahun-tahun, studi seismik telah mendeteksi sejumlah anomali yang terjadi di area antara inti dan mantel Bumi, yang diyakini merupakan hasil dari proses di dalam mantel.
Sebuah studi baru yang diterbitkan pekan ini di Nature, menunjukkan bahwa aktivitas ini sebenarnya mungkin terkait dengan inti Bumi.
Seperti dijelaskan penulis dalam penelitian ini, batas antara Bumi dan mantel merupakan antarmuka antara mantel silikat padat dan inti luar logam cair, dan struktur serta dinamika di wilayah ini sangat mendasar untuk memahami transfer panas dan material di planet kita.
Pencitraan seismik telah memungkinkan para ilmuwan untuk menemukan struktur berskala halus di batas antara inti dan mantel Bumi. 'Anomali' ini dicirikan oleh perbedaan kecepatan dan kepadatan dibandingkan dengan mantel normal atau wilayah inti di sekitarnya.
Studi ini secara khusus berfokus pada inti luar Bumi yang terletak sekitar 3.000 km di bawah permukaan. Wilayah ini terdiri dari paduan besi cair kental, yang berdampak besar pada kelayakhunian permukaan Bumi dan penciptaan medan magnetnya.
Jelas, peneliti tidak dapat mengakses inti yang sebenarnya, tetapi dapat melakukan penelitian dalam kondisi serupa di laboratorium, dan ini yang dilakukan oleh penulis penelitian.
"Kami melakukan percobaan untuk melihat apa yang terjadi ketika kami menggabungkan cairan paduan besi-hidrogen dengan silikon di bawah tekanan tinggi dan kondisi suhu tinggi, seperti yang ditemukan di inti luar," tulis salah satu penulis studi tersebut, ahli geosains Suyu Fu dari Arizona State University, dikutip dari Motherboard, Jumat (17/2/2023).
"Kami menemukan bahwa kristal kaya silikon terbentuk dalam cairan logam besi atau salju kaya silikon, dan mereka lebih ringan daripada cairan inti luar, menyebabkannya naik ke batas antara inti logam dan mantel berbatu, bukannya tenggelam," tulisnya.
Fu mencatat bahwa proses ini dapat membuat tumpukan salju kaya silikon yang dapat membantu kita memahami beberapa struktur membingungkan yang ditemukan di batas antara inti-mantel Bumi.
"Studi kami menyoroti penyebab dua anomali kecepatan gelombang seismik yang berbeda di batas inti-mantel Bumi, yaitu zona ultra-lambat di sisi mantel dan zona kekakuan inti di sisi inti," tulisnya.
"Sementara zona lambat sebelumnya diyakini terkait terutama dengan proses mantel, penelitian kami menunjukkan bahwa beberapa di antaranya mungkin dihasilkan oleh proses yang terjadi di inti luar. Untuk zona kekakuan inti, beberapa peneliti berhipotesis bahwa presipitasi elemen ringan di inti luar mungkin bertanggung jawab. Kami menemukan bukti bahwa fenomena 'salju' silikon mungkin berada di balik zona kekakuan inti yang teramati," urai peneliti.
Meski ada di bawah kaki kita, masih banyak yang belum kita ketahui tentang bagian dalam Bumi, terutama intinya. Baru bulan lalu, para ilmuwan menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa inti Bumi sebenarnya sempat berhenti dan mungkin berbalik arah. Perilaku ini menjelaskan sejumlah fenomena siklus.
Dan baru-baru ini, para ilmuwan menemukan bahwa ada seluruh zona Bumi yang terletak jauh di bawah permukaan yang masih luput dari deteksi.
Temuan baru ini memiliki implikasi untuk memahami sifat kimia Bumi yang dalam. Seperti yang dijelaskan Fu, penelitian mereka telah mengungkapkan bahwa beberapa batuan vulkanik yang ditemukan di pulau-pulau samudra, seperti Hawaii, mengandung bahan kimia yang mirip dengan inti Bumi.
"Studi kami menunjukkan bahwa jika kristal kaya silikon dari inti Bumi bercampur dengan silikat mantel untuk membentuk zona kecepatan sangat rendah ini, mereka dapat menyediakan sumber tanda kimia mirip inti yang ditemukan di batuan vulkanik," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Inti Bumi Berperilaku Aneh, Ilmuwan Coba Gali Misteri"