Hagia Sophia

08 May 2023

China Tetap Waspada Terhadap COVID-19, Walau WHO Cabut Status Darurat

Foto: REUTERS/Tingshu Wang

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan berakhirnya status darurat global untuk COVID-19. Di lain sisi, China menyoroti virus Corona tetap berbahaya sehingga pihaknya bakal terus memantau kondisi sambil meningkatkan cakupan vaksinasi pada orang-orang yang berisiko tinggi.

Setelah tiga tahun, WHO mengakhiri tingkat kewaspadaan tinggi untuk COVID-19 pada Jumat (5/5/2023). Ditegaskannya, negara-negara sekarang harus mengelola virus Corona bersama dengan penyakit menular lainnya.

Namun demikian, menurut kepala panel pakar respons COVID-19 China di bawah Komisi Kesehatan Nasional, Liang Wannian, berakhirnya status siaga tidak berarti COVID-19 akan hilang. Namun, dampaknya sekarang dapat dikendalikan secara efektif.

Hal itu diungkapkannya dalam wawancara media pemerintah CCTV, Sabtu (6/5). Liang menyebut, China akan terus memantau mutasi virus, memperkuat vaksinasi di antara kelompok berisiko tinggi dan kunci, dan berupaya meningkatkan kemampuan pengobatan COVID-19.

China mempertahankan metode 'Zero COVID' lama setelah sebagian besar negara mulai hidup dengan virus tersebut, dan baru mulai mencabut aturan pembatasan ketat tersebut pada akhir 2022.

Pada Februari kemarin, para pemimpin tertinggi China mengumumkan 'kemenangan yang menentukan' dalam melawan COVID-19. Mereka mengklaim tingkat kematian akibat COVID-19 di negaranya merupakan yang terendah di dunia, meskipun para ahli mempertanyakan data Beijing.

Pengumuman WHO muncul setelah komite darurat independennya untuk krisis COVID-19 setuju bahwa mereka tidak lagi memerlukan tingkat kewaspadaan tertinggi organisasi untuk virus Corona. Mereka menyarankan sudah waktunya untuk beralih ke manajemen pandemi COVID-19 jangka panjang.

Walau begitu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan bahaya COVID-19 belum benar-benar berakhir. Mengingat, COVID-19 telah membunuh setidaknya 20 juta orang, sekitar tiga kali lipat dari hampir 7 juta kasus kematian yang tercatat secara resmi.

"Virus ini akan tetap ada. Masih membunuh, dan masih berubah," ujarnya, dikutip dari Channel News Asia, Minggu (7/5).

"Hal terburuk yang dapat dilakukan negara mana pun sekarang adalah menggunakan berita ini sebagai alasan untuk lengah, untuk membongkar sistem yang telah dibangunnya, atau untuk mengirim pesan kepada rakyatnya bahwa COVID-19 tidak perlu dikhawatirkan," pungkasnya.





























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Status Darurat Dicabut WHO, China Tetap Waspadai COVID-19"