Hagia Sophia

08 May 2023

Ilmuwan Lakukan Penelitian Kemungkinan 'Magic Mushroom' Digunakan untuk Obat Depresi

Ilustrasi jamur magic. (Foto: DW (News))

Peneliti dari University of Southern Denmark meneliti penggunaan magic mushroom untuk mengobati masalah kesehatan mental, salah satunya depresi. Jamur psilocybin, umumnya dikenal sebagai jamur ajaib atau magic mushroom, dilarang di sebagian besar negara AS dan Indonesia karena sifat halusinogennya.

Tetapi ada peningkatan minat di kalangan komunitas ilmiah dalam mempelajari jamur ini untuk efek terapeutik potensial mereka, terutama pada mereka yang memiliki masalah kesehatan mental.

Apa itu magic mushroom?

Jamur psilocybin adalah jenis jamur yang terdiri dari psilocybin, yang merupakan senyawa alami dengan sifat psikedelik. Struktur molekulnya yang unik memungkinkannya melintasi penghalang darah-otak dan menembus sistem saraf pusat.

Para peneliti masih berusaha memahami pengaruhnya terhadap otak dan pikiran serta potensinya sebagai terapi untuk penyakit mental.

Psilocybin telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengobati kondisi seperti depresi dan kecemasan, serta kecanduan zat. Tim peneliti dari University of Southern Denmark kini mempelajari bagaimana zat halusinogen dalam jamur psilocybin bekerja pada tingkat molekuler saat masuk ke dalam tubuh. Makalah penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Biochimica et Biophysica Acta (BBA) - Proteins and Proteomic.

Psilocybin diubah menjadi psilocin ketika memasuki tubuh dan kemudian berinteraksi dengan reseptor serotonin di otak. Namun, kekuatannya dapat bervariasi berdasarkan jenis reseptor yang terlibat. Studi tersebut menunjukkan ikatan yang kuat antara bahan kimia dalam jamur ajaib dan reseptor serotonin 2AR.

"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa psilocin mengikat reseptor serotonin di otak. Kami menunjukkan bahwa psilocin mengikat lebih kuat daripada serotonin ke reseptor serotonin 5-HT2AR. Pengetahuan ini dapat digunakan jika Anda ingin merancang obat yang bertindak seperti psilocybin," kata penulis Ali Asghar Hakami Zanjani, seorang peneliti postdoctoral di University of Southern Denmark.

Uji klinis atau merancang obat berbasis psikedelik baru tidak ada dalam rencana saat ini, tetapi para peneliti berharap temuan mereka akan membuka kemungkinan untuk beragam kondisi.

"Saya akan sangat senang jika masyarakat dapat menggunakan penelitian kami. Mungkin seseorang akan mengambil ini lebih jauh dan membuat molekul yang dapat digunakan dalam perawatan medis untuk kondisi seperti depresi," kata Himanshu Khandelia, salah satu penulis studi tersebut.





























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ilmuwan Teliti 'Magic Mushroom' Jadi Obat Depresi"