![]() |
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto) |
India dilanda krisis kesehatan tidak biasa yang membuat warganya botak dengan cepat. Menurut beberapa laporan media, kondisi aneh ini yang kerap disebut 'virus kebotakan', ditandai dengan kerontokan rambut yang cepat.
Kondisi ini membuat banyak warga di India menjadi botak hanya dalam waktu tiga hari. Munculnya kondisi aneh ini secara tiba-tiba tentunya membuat banyak warga ketakutan dan berusaha mencari pemicunya.
Laporan menunjukkan bahwa lebih dari 150 orang telah terdampak kondisi tersebut. Sementara 400 orang lainnya di 15 desa di wilayah Shegon, India, mulai mengeluhkan gejalanya.
Dikutip dari Times of India, kondisi ini muncul dengan gejala awal rasa gatal di sekitar kulit kepala. Lalu, diikuti kerontokan rambut yang signifikan.
Hampir semua kelompok usia, pria, wanita, dan anak-anak dapat mengalami kondisi ini. Kebanyakan berasal dari desa-desa seperti Hingna, Bondgaon, Bhota, dan Pahur Purna.
Penelusuran Asal-usul Wabah Rambut Rontok
Menanggapi wabah tersebut, pihak berwenang setempat mulai melakukan penyelidikan dari berbagai faktor yang diduga menjadi pemicu wabah kebotakan ini, termasuk pencemaran air. Sampel dari berbagai sumber telah dikumpulkan dan dilakukan pengujian.
Namun, sampai saat asal-usul atau penyebab dari wabah rambut rontok di India masih belum diketahui. Beberapa laporan media sebelumnya menduga bahwa kondisi tersebut mungkin terkait dengan air yang terkontaminasi, infeksi jamur, kekurangan gizi, atau reaksi buruk terhadap bahan kimia atau kosmetik tertentu.
Salah satu wilayah cekungan sungai Purna, tempat banyak desa yang terkena wabah, dikenal memiliki tanah yang asin dan kualitas air yang buruk. Laporan pemerintah sebelumnya menduga tingginya kadar fluorida dalam air tanah di wilayah tersebut berpotensi menyebabkan masalah kesehatan.
Sebuah tim yang dipimpin oleh kepala eksekutif Zilla Parishad (ZP) melakukan inspeksi di wilayah yang terkena dampak pada tanggal 11 Januari. Tim ini mencakup para ahli medis dari perguruan tinggi kedokteran Akola dan Buldhana yang memberikan bantuan perawatan kesehatan mendesak kepada mereka yang terkena dampak.
Mereka juga bekerja sama dengan penduduk setempat untuk mengatasi kekhawatiran mereka dan memberikan kepastian selama masa yang menyedihkan ini.
Hasil Temuan Awal
Menurut laporan Hindustan Times, tim peneliti melakukan penyelidikan awal pada sampel rambut, kulit kepala, dan kuku. Hasilnya, mereka mengesampingkan adanya kemungkinan infeksi jamur sebagai penyebab 'virus botak' misterius ini.
Namun, para profesional medis memperingatkan bahwa temuan ini masih awal dan diperlukan analisis lebih lanjut untuk mencapai diagnosis yang pasti. Laporan mikrobiologi yang penting untuk pemahaman yang lengkap diharapkan akan segera keluar.
Selain menguji sampel rambut, pejabat kesehatan menganalisis air tanah dari desa-desa yang terkena dampak, untuk mengetahui adanya kemungkinan kontaminasi. Sebuah laporan baru-baru ini menunjukkan tidak adanya zat berbahaya, seperti arsenik atau timbal dalam sampel air yang diuji tersebut.
Namun, kadar nitrat yang tinggi ditemukan pada beberapa lokasi.
Sebagai tindakan pencegahan, panchayat gram setempat telah disarankan untuk menghindari penggunaan sumber air dengan kandungan nitrat tinggi hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Perawatan yang Dilakukan
Perawatan simptomatik telah dilakukan di Pusat Kesehatan Primer bagi mereka yang terkena dampak untuk mengatasi krisis kesehatan secara efektif. Dokter kulit telah memeriksa pasien dan mengirimkan sampel untuk biopsi kulit, guna menyelidiki lebih lanjut penyebab kerontokan rambut.
Tim independen yang terdiri dari ahli mikrobiologi dan dokter kulit juga telah melakukan survei di wilayah tersebut. Sampel darah lebih dari 65 penduduk desa telah diambil dan dikirim ke laboratorium.
Dari hasil temuan awal, tidak menunjukkan adanya korelasi antara sampel darah dan kerontokan rambut. Selain itu, petugas keamanan pangan mengambil sampel sampo, minyak rambut, dan sabun lokal sebagai bagian dari investigasi yang sedang berlangsung.
Ini dikaitkan dengan kemungkinan keterkaitan produk kosmetik dengan wabah tersebut.
Untuk saat ini, dewan riset medis India telah menjadwalkan kunjungan ke daerah yang terkena dampak. Hal ini untuk melakukan penyelidikan mendalam terhadap krisis kesehatan yang mengkhawatirkan ini.
Hasilnya akan sangat penting dalam memutuskan tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat di distrik Buldhana. Untuk saat ini, masyarakat diimbau agar lebih berhati-hati dan memastikan air minum dan untuk mandi yang aman untuk tubuh.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Wabah 'Rambut Rontok' Hantui India, Bikin Warganya Botak Dalam 3 Hari"