Hagia Sophia

10 May 2025

Israel Lakukan Blokade Total, Banyak Anak Meninggal Karena Kurang Gizi

Foto: REUTERS/Hatem Khaled

Seorang bayi di Gaza meninggal dunia pada Sabtu (3/5/2025) karena kekurangan gizi dan masalah pencernaan. Menurut dokter yang merawatnya, bayi bernama Jenan Alskafi itu tidak dapat diobati karena blokade total yang dilakukan Israel, hingga merusak bantuan kesehatan untuk seluruh penduduknya.

"Bayi berusia empat bulan itu membutuhkan susu formula hipoalergenik untuk membantunya mengatasi diare kronis yang menyebabkan kekurangan gizi, dan membuatnya terlalu lemah untuk melawan infeksi," kata dokternya, Ragheb Warsh Agha, dari rumah sakit Rantissi di Gaza utara tempat Jenan meninggal.

Ibu Jenan, Aya Alskafi, merasa hancur berkeping-keping. Di hari-hari terakhirnya, berat badan Jenan juga turun drastis.

Kantor perdana menteri Israel tidak segera menanggapi permintaan dari Reuters untuk mengomentari tingkat kekurangan gizi di Gaza. Bahkan muncul laporan bahwa orang-orang yang rentan, termasuk anak-anak yang membutuhkan suplemen, telah meninggal akibat blokade tersebut.

Pejabat Israel mengatakan mereka tidak percaya Gaza tengah mengalami kelaparan. Sebab, mereka merasa bantuan yang masuk sudah cukup untuk menopang populasi dan tetap ingin menghentikan pasokan yang berada di bawah kendali Hamas.

Rencana Israel yang ingin memperluas kampanye militernya semakin menekan warga Gaza hingga membuat mereka harus mengungsi. Ladang-ladang di Gaza tidak dapat diakses warga sipil, bahkan lautnya tertutup bagi nelayan yang menjadi salah satu sumber makanan di sana.

Malnutrisi sangat mempengaruhi anak-anak, wanita hamil, dan orang-orang dengan kondisi kronis. Kondisi tersebut juga mencegah pemulihan pasien dengan cedera perang yang serius, karena persediaan bantuan yang hampir habis.

"Situasinya semakin memburuk setiap hari. Kami memiliki sekitar 9.000-10.000 anak yang dirawat karena kekurangan gizi," kata Jonathan Crickx, kepala komunikasi di badan anak-anak PBB UNICEF, dikutip dari Reuters.

Kelaparan menjadi masalah khusus karena selain menghambat perkembangan kognitif dan fisik anak-anak, kondisi ini juga melemahkan sistem kekebalan tubuh. Bahkan hampir semua penduduk di Gaza kehilangan tempat tinggal akibat serangan Israel.

"Anda memiliki tumpukan besar sampah yang di atasnya anak-anak menggali sedikit makanan. Ini sangat memprihatinkan karena hal ini pasti akan meningkatkan jumlah anak-anak yang meninggal karena penyakit yang dapat dicegah," lanjut Crickx.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 65.000 anak menunjukkan gejala kekurangan gizi. Sedikitnya 57 orang yang mayoritas anak-anak meninggal akibat kekurangan gizi, sejak Israel menutup penyebrangan pada 2 Maret 2025.

Lembaga amal medis MSF mengungkapkan kelaparan juga berdampak pada peningkatan jumlah pasien yang datang ke rumah sakit dengan penyakit kronis, seperti diabetes dan hipertensi, akibat kekurangan protein, nutrisi, dan vitamin yang cukup.

Seorang wanita hamil pun mengungkapkan apa yang dirasakannya karena kekurangan pasokan makanan di Gaza.

"Saat kami berdiri akan terasa pusing karena kekurangan makanan. Tidak ada telur, daging, makanan, atau minuman. Kami lelah," terang wanita bernama Ola al-Kafarna itu.

"Kami datang untuk mendapatkan pil (suplemen) hanya untuk bisa tetap berdiri dan bergerak," pungkasnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Israel Blokade Bantuan, Anak-anak di Gaza Meninggal karena Kurang Gizi"