![]() |
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock) |
Pernah menekan 'tunda' atau snooze saat alarm di HP berbunyi agar bisa mendapat tidur tambahan beberapa menit? Ternyata, kebiasaan ini berdampak kurang baik untuk kesehatan, lho.
Ilmuwan asosiasi Divisi Gangguan Tidur dan Sirkadian di Brigham and Women's Hospital, Dr Rebecca Robbins berpendapat menekan 'tunda' ketika alarm sudah bunyi di pagi hari dapat mengurangi kualitas tidur. Dia menekankan kualitas tidur sama pentingnya dengan durasinya.
"Alarm pertama bisa mengganggu tahap tidur yang penting, dan apa pun yang Anda dapatkan setelah menekan snooze kemungkinan adalah tidur berkualitas rendah dan terputus-putus," ujar Robbins dikutip dari CNN, Selasa (27/5/2025).
Studi terbaru yang dilakukannya menunjukkan rata-rata orang menekan tombol 'tunda' selama 11 menit setelah alarm pertama berbunyi. Jika dikalkulasikan, kebiasaan ini setara dengan kehilangan satu malam penuh waktu tidur setiap bulan hanya karena fitur snooze.
Ketika tidur, otak melewati berbagai aktivitas neurologis dan paruh kedua malam didominasi oleh tidur rapid eye movement (REM), waktu utama ketika bermimpi. Ini adalah tahap penting untuk fungsi kognitif dan konsolidasi memori, menurut Robbins.
"Ketika Anda menekan tombol snooze, apalagi hanya beberapa menit, Anda hampir pasti tidak akan kembali ke tahap REM itu," sambung Robbins.
Sementara itu, pakar tidur dari Northwestern Medicine Canning Thoracic Institute, Dr Justin Fiala berpendapat belum ada kesepakatan bulat apakah tidur ringan selama snooze lebih banyak dampak buruknya, dibanding manfaatnya.
Meski begitu, kehilangan tidur berkualitas dan menggantinya dengan tidur ringan dari menekan 'tunda' alarm memang meningkatkan risiko penurunan fungsi kognitif dan mood yang buruk.
"Kalau Anda merasa malah lebih lelah setelah menggunakan alarm snooze, saya akan sarankan untuk kembali ke kebiasaan bangun langsung saat alarm pertama," kata Fiala.
Konsistensi waktu tidur sama pentingnya dengan durasi tidur. Orang yang terbangun dalam tahap tidur dalam membuat proses pemulihan otak terputus. Ini memicu efek sleep inertia, rasa kantuk dan bingung setelah bangun, yang berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam.
Jika tubuh terbiasa dengan jadwal tidur yang teratur, efek sleep inertia ini bisa berkurang.
"Dalam dunia yang ideal, kita tidak akan mengandalkan alarm untuk bangun. Kita bisa tertidur dan bangun secara alami dan memiliki energi sepanjang hari," kata Robbins.
Dikutip dari IFL Science, penelitian Robbins menemukan orang yang tidur kurang dari 5 jam justru cenderung jarang menggunakan snooze, dibanding mereka yang tidur lebih lama. Peneliti menduga orang yang tidur singkat memiliki tanggung jawab mendesak yang tidak memungkinkan mereka untuk mengambil waktu tidur tambahan.
Untuk menghilangkan kebiasaan ini, Robbins menyarankan untuk menggeser waktu alarm seakhir mungkin. Menurut Robbins, ini bisa mengoptimalkan tidur dan performa keesokan harinya.
"Pendekatan terbaik untuk mengoptimalkan tidur dan kinerja keesokan harinya adalah dengan mengatur alarm pada waktu paling akhir yang masih memungkinkan, lalu berkomitmen untuk langsung bangun saat alarm pertama berbunyi," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ahli Ungkap Menekan 'Tunda' saat Alarm Bunyi Bisa Berdampak pada Tubuh, Kok Bisa?"