Hagia Sophia

25 June 2025

Akibat Serangan Israel, 500 Pasien RS di Gaza Meninggal Tak Dapat Pengobatan

RS di Gaza. (Foto: AP/Jehad Alshrafi)

Setidaknya 500 pasien dan warga Palestina yang terluka di Gaza meninggal dunia karena keterlambatan dalam rujukan medis. Menurut kepala Departemen Pedikrika dan Bersalin di Kompleks Medis Nasser, Dr Ahmed al-Farra, ini terjadi di tengah perbatasan Israel yang sedang berlangsung tentang perjalanan medis.

Dr Al-Farra menuduh pasukan Israel dengan sengaja menargetkan sistem perawatan kesehatan Gaza dalam semua komponennya. Ia menggambarkan serangan itu sebagai bagian dari upaya untuk mematahkan ketahanan rakyat Palestina.

"Di bawah hukum internasional, setiap pasien memiliki hak untuk bepergian untuk perawatan. Tetapi, mereka terus melanggar hak-hak ini tanpa konsekuensi," terang Dr Al-Farra, dikutip dari Middle East Eye, Senin (23/6/2025).

Profesional medis di Gaza telah berulang kali memperingatkan bahwa pembatasan pada pergerakan pasien dan serangan terhadap infrastruktur kesehatan menciptakan bencana kemanusiaan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kronis atau mengancam jiwa.

Ratusan Bayi Berisiko Kehabisan Stok Susu Formula

Tak hanya untuk pasien kronis dan mengancam jiwa, kesehatan para bayi di rumah sakit juga ikut terdampak. Dr Al-Farra mengungkapkan ratusan bayi dihadapkan dengan kematian karena rumah sakit kehabisan stok susu formula akibat blokade Israel.

"Bayi-bayi ini tidak punya waktu," katanya.

Ia menjelaskan bahwa Israel mencegah masuknya susu formula ke Gaza selama lebih dari empat bulan, termasuk untuk rumah sakit dan pasar. Dia mencatat bahwa organisasi internasional juga termasuk dalam larangan tersebut.

Dr Ahmad al-Farra menjelaskan bahwa Nasser Medical Complex saat ini menampung sekitar 25 anak yang menderita kekurangan formula yang parah. Sementara bayi prematur tidak memiliki susu khusus yang diperlukan untuk bertahan hidup.

"Kami telah mencapai persegi satu, dan kami telah meminta semua pihak yang bersangkutan untuk menekan penduduk (Israel) untuk mengizinkan masuknya susu formula," jelas Dr Al-Farra yang dikutip dari Middle East Monitor.

"Anak-anak ini tidak punya waktu dan tidak ada suara. Kementerian kesehatan menarik bagi dunia, untuk menyelamatkan hidup mereka sebelum terlambat," sambungnya.

Dana Anak-anak PBB (UNICEF) sebelumnya telah memperingatkan krisis malnutrisi yang memburuk di Gaza. Mereka mencatat makanan pelengkap untuk bayi telah benar-benar habis di daerah tengah dan selatan strip, dengan cukup banyak formula bayi siap pakai yang tersisa selama sebulan untuk 400 anak.

Organisasi tersebut juga mengonfirmasi sekitar 10 ribu bayi di bawah usia enam bulan sangat membutuhkan pemberian makan komplementer. Hal ini memperingatkan bahwa keluarga mungkin dipaksa untuk menggunakan alternatif yang tidak aman yang dicampur dengan air yang terkontaminasi, menimbulkan risiko besar bagi kehidupan anak-anak.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Israel Masih Terus Gempur RS di Gaza, 500 Pasien Meninggal Tak Dapat Pengobatan"