COVID-19 di China.(Foto: AP/Ng Han Guan) |
Secara resmi, diperkirakan terdapat 4.000 kasus baru COVID-19 di China setiap hari. Namun sejumlah ilmuwan meyakini, angka sebenarnya mencapai satu juta kasus baru dalam sehari.
Begitu juga perihal kasus kematian, sejumlah negara tidak mempercayai data yang diberikan oleh pejabat China. Mereka khawatir perihal China yang baru-baru ini melonggarkan aturan pembatasan perjalanan.
"Pemerintah pusat telah setuju untuk membuka kembali perbatasan secara bertahap dan tertib," ungkap Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee pada Desember kemarin.
Mengingat, China baru mencabut aturan ketat 'Zero-COVID' setelah sebelumnya diberlakukan selama tiga tahun. Beredar dugaan, lonjakan COVID-19 di China kini dipicu oleh pencabutan kebijakan ketat tersebut.
Kebijakan tersebut dicabut menyusul maraknya protes dari masyarakat yang menilai aturan tersebut terlalu keras dan berimbas pada psikologis dan ekonomi warga.
Imbas amukan COVID-19 di China, sejumlah negara termasuk Amerika Serikat, India, dan Jepang kini menerapkan pemeriksaan ketat untuk pelaku perjalanan dari China.
Lainnya, Inggris mewajibkan pelancong dari China yang tiba di negaranya untuk menunjukkan hasil tes negatif COVID-19 sebelum keberangkatan. Badan Keamanan Kesehatan Inggris menyatakan, akan memantau pendatang dari China untuk antisipasi masuknya varian Corona baru.
Data menunjukkan, 18 persen populasi China atau setara 250 juta orang terinfeksi virus Corona dalam 20 hari pertama pada Desember. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China memperkirakan, pada 20 Desember, terdapat 37 juta orang terinfeksi.
Wakil Direktur CDC China, Sun Yang, mengatakan bahwa tingkat penyebaran di negara tersebut meningkat dan telah menginfeksi lebih dari setengah populasi di Beijing dan Sichuan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bikin Banyak Negara Waswas, Separah Apa Kasus COVID-19 China?"