Korban tewas sekte sesat di Kenya. (Foto: REUTERS/STRINGER) |
Jumlah korban tewas akibat sekte sesat kenya atau dikenal dengan 'Pembantaian Hutan Shakahola' bertambah menjadi 403 orang, dari sebelumnya 360 orang.
Jumlah tersebut meningkat setelah aparat menemukan 12 mayat dalam Hutan Shakahola. Diduga belasan jasad itu masih merupakan anggota dari gereja bernama Good News International Church yang dipimpin Paul Mackenzie Nthenge.
Mackenzie dituduh memerintahkan para pengikutnya berpuasa agar bisa masuk surga sebelum kiamat hingga menyebabkan anggota sekte mati kelaparan.
"Jumlah korban tewas 403 (orang)," ujar Komisaris Regional Pantai Rhoda Onyancha kepada AFP, dikutip dari France24 Selasa (18/7/2023).
Onyancha juga melaporkan ada lebih dari 600 orang masih hilang sampai saat ini diduga terkait gereja tersebut.
Sebelumnya, korban tewas pertama kali ditemukan di lokasi Hutan Shakahola pada 13 April lalu. Beberapa di antara mereka tewas, namun ada juga yang masih hidup dalam kondisi lemah dan kurus.
Menurut hasil autopsi, kelaparan diduga menjadi penyebab utama kematian. Namun, beberapa korban termasuk anak-anak tampak meninggal akibat dicekik atau dipukuli.
Mackenzie merupakan mantan sopir taksi yang kemudian berubah haluan menjadi pengkhotbah. Dia telah ditahan polisi sejak pertengahan April lalu. Pada 13 Juli, pengadilan di kota pelabuhan Mombasa Kenya memperpanjang penahanannya selama satu bulan sambil menunggu penyelidikan.
Jaksa penuntut mengatakan Mackenzie menghadapi tuduhan terkait terorisme atau genosida. Sampai saat ini, dia belum diminta untuk mengajukan pembelaan.
Pria yang mengklaim sebagai pendeta dan ayah dari tujuh anak itu mendirikan Gereja Internasional Good News pada 2003.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bertambah Lagi! Korban Tewas Sekte Kelaparan di Kenya Jadi 403 Orang"