Ilustrasi anak dirawat. (Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff) |
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mewanti-wanti risiko penyakit langka Kawasaki yang mengintai anak. Menurut Prof Najib Advani, gejala dari penyakit ini jarang teridentifikasi.
"Saya katakan ini bukan penyakit sehari-hari ya, nggak semua dokter mungkin menyadari begitu," katanya dalam diskusi Hari Kesadaran Kawasaki Sedunia dalam agenda daring, Rabu (30/1/2024).
Prof Najib menjelaskan kawasaki disease merupakan penyakit langka yang banyak terjadi pada balita tetapi belum diketahui pasti penyebab atau pemicunya. Sayangnya, jika tidak segera ditangani, efek kawasaki disease ke jantung anak bisa berujung fatal, mengakibatkan pembuluh darah jantung menjadi tersumbat.
"Kalau koronernya tersumbat, maka otot-otot jantung akan rusak, sehingga darah tidak bisa beredar dengan baik," ujar Najib yang juga anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Kardiologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu.
Sejumlah gejala umum dari kawasaki disease kerap dibedakan dengan penyakit lain, di antaranya demam tinggi yang berlangsung sekitar empat sampai lima hari, kedua mata memerah tanpa adanya kotoran, bibir dan lidah yang merah seperti stroberi, ruam mirip campak di sekujur tubuh, serta benjolan di leher yang diakibatkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening.
"Kelainan jantung timbul setelah minggu kedua, di hari ketujuh. Hari kesepuluh mulai timbul kelainan jantung," beber dia.
Karenanya, ia menyarankan para orangtua untuk mewaspadai gejala yang muncul dan langsung membawa anak ke rumah sakit, sebelum keluhannya terus berlanjut hingga satu pekan. Lebih dari sepekan, gangguan yang muncul imbas kawasaki disease lebih sulit ditangani.
Saat dirawat, pasien nantinya akan dilakukan pemeriksaan jantung secara rutin menggunakan alat elektrokardiogram (EKG).
"Entry point-nya tiga sebenarnya, demam, ruam, dan mata merah. Tiga saja ingat itu, tiga dulu ya. Kalau sudah tiga itu, pikirkan kemungkinan Kawasaki. Nah, baru ke dokter yang biasa menangani Kawasaki," tuturnya.
Sebagai catatan, kawasaki disease sebetulnya sudah ditemukan pada 1967 di Jepang oleh dokter anak bernama Tomisaku hingga kemudian Hari Kawasaki Sedunia setiap tahun diperingati di tanggal 26 Januari.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Guru Besar FKUI Wanti-wanti Gejala Demam-Ruam Pertanda Penyakit Langka Kawasaki"