Rizki Juniansyah. (Foto: Getty Images/Matthew Stockman) |
Lifter Rizki Juniansyah berhasil membawa pulang medali emas Olimpiade 2024.
Rizki sukses meraih medali emas Olimpiade 2024, Jumat (9/8/2024) dini hari WIB. Dia meraih podium pertama dengan total beban 354 kg.
Rinciannya, Rizki mengangkat 155 kg dalam merebut dan 199 kg dalam clean and jerk. Atlet 21 tahun ini memecahkan rekor Olimpiade untuk clean and jerk.
Beberapa orang mungkin dibuat penasaran terkait batas maksimal beban yang sebetulnya bisa diangkat seorang lifter atau atlet angkat beban. Mengingat, beberapa rekor yang disematkan pada orang terkuat misalnya Eddie hall dan Inggris hingga Hafþór Júlíus Björnsson di Islandia, bisa mengangkat lebih dari seribu kg.
Lifter Kanada Gregg Erns pada 1993 bahkan mengangkat dua mobil dengan pengemudi yang totalnya mencapai 2.422 kg.
Dikutip dari Live Science, para ahli menyebut kemungkinan besar atlet masih bekerja di bawah kapasitas maksimal otot mereka. Namun, belum ada rincian jelas seberapa besar kekuatan otot manusia dalam mengangkat beban. Sulit untuk mengukur kapasitas otot maksimal seseorang.
Bradley Schoenfeld, profesor ilmu olahraga di Lehman College, mengatakan kekuatan otot sebetulnya selama ini diukur menggunakan mesin elektromiografi (EMG). EMG bekerja dengan merekam aktivitas listrik yang dihasilkan dalam otot, baik oleh sel saraf maupun oleh kontraksi serat otot.
Tes semacam itu hanya dapat dilakukan di laboratorium dan EMG hanya memantau sekumpulan otot yang terlokalisasi, sehingga tidak dapat menilai kapasitas otot seseorang secara keseluruhan.
"Sulit untuk menentukan batas itu," kata E. Todd Schroeder, seorang profesor terapi fisik klinis di University of Southern California yang mempelajari bagaimana kekuatan dan massa otot dapat ditingkatkan pada orang dewasa yang lebih tua.
Satu-satunya cara untuk benar-benar menentukan kapasitas otot adalah melalui latihan berkelanjutan, dengan membuat rekor pribadi baru dan kemudian melihat apakah seseorang dapat memecahkannya, katanya kepada Live Science.
"Jika seseorang berkata, 'Oh, saya bisa mengangkat beban 200 kilogram', saya akan berkata, itu hebat, tetapi saya tahu kamu bisa mengangkat beban yang lebih besar," katanya.
"Kami hanya tidak tahu seberapa besar lagi."
Secara fisik, kapasitas seseorang untuk menahan beban bergantung pada aktin dan miosin. Protein-protein ini tersusun dalam berbagai jenis serat otot. Massa otot seseorang dan rasio serat-serat ini bergantung pada program latihan mereka, serta faktor-faktor biologis seperti genetika dan jenis kelamin.
Secara umum, semakin besar massa otot, semakin besar kekuatan yang dapat dihasilkan. Atlet lifter memacu diri mereka hingga batas maksimal dengan terus meningkatkan massa otot, tetapi hasil dari kekuatan berkurang seiring dengan pertumbuhan massa otot yang semakin besar, dan akhirnya, otot mencapai batasnya.
Terkadang, hanya mengumpulkan massa otot saja tidak cukup, kata Schroeder kepada Live Science. Paradoksnya, orang dengan massa tubuh lebih sedikit mengangkat beban lebih banyak daripada orang dengan massa tubuh lebih banyak.
Salah satu faktor yang harus diatasi oleh atlet angkat beban adalah inhibisi neuromuskular yang membatasi kekuatan kontraksi otot, untuk membantu mencegah cedera. Penelitian menemukan bahwa batasan ini dapat ditingkatkan dengan latihan ketahanan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Lifter Rizki Juniansyah Rebut Emas, Berapa Ya Maksimal Beban yang Diangkat Atlet?"