![]() |
Ilustrasi minuman. (Foto: Shutterstock) |
Setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi akan membawa pengaruh yang cukup esensial untuk kinerja sistem tubuh. Ada beberapa asupan yang baik untuk tubuh dan berdampak dalam kesehatan jangka panjang.
Namun, ada juga beberapa asupan yang bisa berbahaya jika dikonsumsi berlebihan, seperti makanan dan minuman manis. Meski asupan tersebut bisa merangsang pusat kenikmatan di otak yang memunculkan rasa bahagia, ada bahaya tersembunyi di baliknya.
Dikutip dari Science Alert, mengonsumsi minuman manis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kesehatan seperti obesitas, kerusakan gigi, diabetes tipe 2, hingga penyakit jantung. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Tufts University Amerika Serikat.
Dalam studi yang dipublikasikan di Nature Medicine, sekitar 1,2 juta kasus penyakit kardiovaskular dan 2,2 juta kasus diabetes tipe 2 bertambah setiap tahun di seluruh dunia. Sebagian besar adalah orang-orang yang rutin mengkonsumsi minuman manis.
Selain itu, studi menunjukkan bahwa minuman manis menyebabkan sekitar 80.000 kematian akibat diabetes tipe 2. Hal ini juga menjadi penyebab 258.000 kematian akibat penyakit kardiovaskular di setiap tahunnya.
Para peneliti memperoleh data studi lewat 450 survei dari Global Dietary Database berupa data konsumsi minuman manis, yang mewakili total 2,9 juta orang dari 118 negara di dunia.
Dari situ, ditemukan juga demografi orang yang paling terpengaruh oleh efek dari minuman manis. Mereka adalah pria dewasa muda dengan pendidikan tinggi di daerah perkotaan.
Penelitian ini berfokus pada minuman manis yang mengandung gula tambahan, sedikitnya 50 kkal per sajian 220 gram. Minuman ini termasuk minuman ringan komersial atau buatan sendiri, minuman berenergi, minuman buah, limun, dan agua fresca.
Sementara minuman yang tidak masuk dalam kategori ini antara lain susu manis, jus buah dan sayur murni tanpa gula, dan minuman pemanis buatan non kalori.
Dampak jangka panjang minuman manis
Ahli jantung di Baptist Health Miami Cardiac & Vascular Institute, Adedapo Iluyomade, menjelaskan bahwa minuman manis dapat meningkatkan risiko penyakit mematikan secara langsung dan tidak langsung.
"Penyerapan gula yang cepat dalam bentuk cair menyebabkan lonjakan glukosa dan lonjakan insulin yang mendorong akumulasi lemak visceral dan resistensi insulin," jelas Adedapo yang dikutip dari Prevention.
Seiring waktu, perubahan ini akan menyebabkan disfungsi metabolisme, hipertensi, kolesterol tinggi, peradangan kronis yang menimbulkan diabetes tipe 2, serta penyakit jantung.
Selain itu, konsumsi gula tambahan yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan asupan makanan yang lebih bernutrisi dan penambahan berat badan.
"Bagi kebanyakan orang, kurang dari satu porsi per minggu disarankan, terutama bila diimbangi dengan diet berbasis makanan utuh yang padat nutrisi, seperti diet mediterania," sambungnya.
Efek buruk dari mengkonsumsi minuman manis juga menjadi ancaman yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat, termasuk di negara-negara berkembang. Ahli jantung Tufts University, Dariush Mozaffarian, mengungkapkan negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah sering memasarkan minuman manis secara besar-besaran.
"Komunitas-komunitas ini tidak hanya mengkonsumsi produk-produk berbahaya, tetapi juga seringkali kurang siap dalam menghadapi konsekuensi kesehatan jangka panjang," jelas Mozaffarian.
Maka dari itu, seluruh dunia perlu melakukan intervensi untuk mendesak dengan berbasis bukti dalam mengekang konsumsi minuman manis. Hal ini perlu dilakukan sebelum lebih banyak lagi nyawa yang terenggut akibat diabetes dan penyakit jantung.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Jenis Minuman Ini Bisa Berbahaya Bagi Tubuh, Wajib Dibatasi Konsumsinya"