![]() |
| Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/S847 |
Badan Pengawas Obat dan Makanan Uni Emirat Arab (UEA) atau The Emirates Drug Establishment (EDE) menarik produk inhaler viral asal Thailand, Hong Thai (Yadom) dari pasaran. Pengumuman ini diterbitkan oleh otoritas pada 3 November 2025.
"Uji laboratorium telah mengonfirmasi adanya kontaminasi mikroba dalam beberapa batch inhaler hidung herbal Thailand yang didistribusikan secara lokal," tambah surat edaran tersebut, dikutip dari Khaleej Times.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand telah menarik satu batch inhaler populer tersebut pada Oktober 2025. Alasannya karena inhaler tersebut gagal memenuhi standar yang dipersyaratkan dalam uji kontaminasi mikroba.
Dalam surat edaran setebal 3 halaman tersebut, otoritas Thailand menyatakan bahwa batch '000332' dari 'Formula Inhaler Herbal 2' gagal memenuhi standar kontaminasi mikroba. Perusahaan manufaktur, Hong Thai, segera mengeluarkan pernyataan yang menekankan bahwa keselamatan pelanggan adalah prioritas utama mereka.
Pada kesempatan yang sama, pihak Hong Thai juga memberi tahu publik terkait masalah tersebut.
Setelah peringatan dari Thailand keluar, EDE segera mengambil tindakan dan menguji semua batch yang tersedia di pasar lokal untuk memverifikasi keamanannya. Dan analisis laboratorium mengonfirmasi tingkat kontaminasi mikroba yang melebihi batas yang diizinkan untuk produk inhalasi yang ditetapkan oleh standar farmakope internasional.
"Tingkat yang tinggi tersebut berpotensi menimbulkan risiko kesehatan bagi pengguna," beber EDE.
Akibatnya, EDE memerintahkan penarikan semua batch produk dari peredaran, bukan hanya yang diidentifikasi oleh regulator Thailand.
Batch yang ditarik memiliki nomor registrasi G 309/62, batch 000332 (diproduksi pada 9 Desember 2024, kedaluwarsa 8 Desember 2027). Sekitar 200.000 unit dari batch yang terdampak ditarik di UEA.
"Penarikan ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan pemerintah kota dan otoritas regulasi lainnya untuk memastikan produk tersebut ditarik sepenuhnya dari semua tempat penjualan, termasuk platform daring," tegas EDE.
EDE mengimbau masyarakat untuk berhenti menggunakan produk tersebut dan membuang unit apapun yang mereka miliki dengan aman. Konsumen yang telah membeli Hong Thai Herbal Inhaler atau Yadom, batch 000332 (diproduksi pada 9 Desember 2024, kedaluwarsa 8 Desember 2027) disarankan untuk segera menghentikan penggunaannya.
Selain itu, EDE menyarankan penduduk di UEA untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala tidak biasa setelah menghirup inhaler Hong Thai. Mulai dari sesak napas, iritasi hidung, atau pusing yang terus-menerus.
Sebelumnya, Kementerian Malaysia telah resmi melarang penjualan inhaler viral asal Thailand itu. Pihak Malaysia menyebut produk tersebut belum terdaftar secara resmi di negaranya, dan inhaler 'Hong Thai Formula 2' dipastikan tidak memiliki izin edar.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Susul yang Lain, Giliran UEA Tarik Inhaler Hong Thai Imbas Kontaminasi Mikroba"
