Hagia Sophia

17 September 2022

Meskipun Kasus COVID-19 Mulai Melandai, Pemerintah Tetap Gencarkan Vaksinasi

detikcom

Juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril menyatakan kondisi COVID-19 di Indonesia seminggu ke belakang melandai. Ia juga menanggapi pernyataan WHO yang menyebut akhir pandemi COVID-19 sudah ada di depan mata.

"Tanda-tanda (akhir pandemi COVID-19) depan mata yang disampaikan oleh WHO itu tidak serta merta kita dengan membalikkan telapak tangan," ujarnya dalam konferensi pers virtual bertajuk 'Perkembangan Kasus COVID-19, Hepatitis Akut dan Cacar Monyet', Jumat (16/9/2022).

Selain itu, meski situasi pandemi di Indonesia terlihat melandai, program vaksinasi prioritas pemerintah harus terus dijalankan. Terutama cakupan vaksinasi booster yang belum mencapai target.

"Vaksinasi adalah upaya untuk mencegah penyakit-penyakit infeksi bisa dicegah dengan vaksinasi ya. Tentu saja untuk program pemerintah saat ini vaksin satu, vaksin dua, dan booster satu untuk masyarakat," ungkapnya.

"Tentu saja ini menjadi prioritas. Jadi program kita saat ini pemerintah jadi vaksin satu, dua, dan booster. Dan untuk yang selanjutnya kita melihat perkembangan, apa masih perlu kita melakukan vaksinasi? Ya kita lihat perkembangan berikutnya ya," sambungnya.

Syahril juga meminta adanya dukungan dari para stakeholder dan masyarakat agar program percepatan vaksinasi booster bisa dilakukan. Ia menyatakan vaksinasi dosis lengkap ditambah booster pertama masih menjadi prioritas pemerintah saat ini.

"Mudah-mudahan kita akan mengambil jalan yang terbaik untuk bangsa dan negara ini, asal prioritas ini tetap kita jalankan. Jangan sampai nanti prioritas kita buat, belum mencapai target tapi sudah membuat suatu program-program berikutnya yang memang menjadi beban bagi kita nanti," pungkasnya.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kasus COVID-19 RI Landai, Mungkinkah Kemenkes Tak Lagi Wajibkan Vaksin?"