Hagia Sophia

17 November 2022

Perlukah Booster Kedua untuk Non-nakes Diberikan? Ini Kata Pakar Mikrobiologi

Foto: Agung Pambudhy

Kasus COVID-19 di Indonesia belakangan waktu ini ngegas, bahkan hampir tembus 8 ribu kasus pada Selasa (15/11/2022). Adapun peningkatan kasus ini diyakini imbas dari subvarian Omicron XBB dan longgarnya protokol kesehatan di masyarakat.

Lantas, perlukah masyarakat yang bukan tenaga kesehatan mendapatkan vaksin booster kedua? Mengingat program ini sudah diterapkan bagi nakes lantaran termasuk kelompok rentan dan sebagai upaya pencegahan perburukan gejala imbas COVID-19.

Menurut Guru Besar Mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof dr Amin Soebandrio, PhD, SpMK(K), penerapan vaksin booster kedua untuk masyarakat non-nakes masih membutuhkan kajian lebih lanjut.

Hal ini dikarenakan masih menunggu status kekebalan populasi di masyarakat, apakah sudah benar-benar hilang sehingga membutuhkan vaksin tambahan atau masih bisa diatasi dengan sistem sel memori maupun sel kekebalan selulernya.

"Karena di negara lain pun tidak semua mendapatkan booster dua kali karena semuanya menunggu status kekebalan populasi," ucapnya saat konferensi pers BNPB, Rabu (16/11).

Meskipun demikian, ia menyebut seseorang yang sudah mendapatkan vaksinasi jauh lebih tinggi sistem kekebalan tubuhnya untuk melawan virus COVID-19, dibandingkan mereka yang belum mendapatkannya.

"Intinya, semua sepakat kalau semua orang punya kekebalan maka itu akan lebih baik ya. Bahkan vaksinasi 1 jauh lebih baik bagi orang yang belum divaksinasi," ucapnya lagi.






















Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pakar Mikrobiologi Bicara Booster Kedua Lawan Varian Omicron XBB Cs"