Hagia Sophia

19 September 2023

Heboh di Medsos, Malas Minum Obat Tambah Darah Buat Anak Lahir Stunting?

Ilustrasi. (Foto: iStock)

Baru-baru ini viral sebuah cuitan di media sosial terkait tablet tambah darah. Dalam cuitan tersebut, netizen menuliskan caption soal dampak malas mengonsumsi tablet darah terhadap kehamilan.

"Ka, emg benar ya kalau cewe ga rajin konsumsi tablet tambah darah nanti berpotensi melahirkan anak stunting?" tulis caption yang diunggah di media sosial X, terpantau detikcom, Senin (18/9/2023).

Pemberian tablet darah sendiri sebenarnya merupakan salah satu program dari pemerintah untuk menekan kasus anemia di kalangan remaja putri. Sebab, anemia dapat menyebabkan sejumlah gangguan pada pertumbuhan janin, termasuk salah satunya stunting.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, 32 persen wanita berusia 15-24 tahun mengalami anemia. Artinya, 3 dari 10 remaja mengidap kondisi kekurangan sel darah merah.

Dikutip dari laman Kemenkes, 8,3 juta dari 12,1 juta remaja putri kita tidak mengonsumsi TTD yang membuat mereka berisiko anemia. Remaja putri yang anemia berisiko menjadi wanita usia subur yang anemia, selanjutnya menjadi ibu anemia yang dapat mengalami kekurangan energi kronis saat hamil nanti.

Kekurangan energi kronis pada ibu hamil bisa meningkatkan kemungkinan melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dan stunting.

Spesialis obsterti dan ginekologi dr Boy Abidin, SpOG menjelaskan, hemoglobin (Hb) dibutuhkan terutama pada wanita untuk mejaga metabolisme. Kualitas Hb juga berdampak pada kerja jantung. Menurutnya, salah satu cara untuk mencukupinya adalah dengan tablet tambah darah.

"Jadi apabila ada program pemerintah untuk memberikan tablet zat besi tambah darah itu baik, dan sebaiknya dikonsumsi. Alangkah lebih baiknya lagi dilengkapi dengan multivitamin lainnya, nutrisi yang bagus, dan juga lingkungan yang bagus," katanya.

Pendapat senada juga disampaikan oleh dr Poedjo Hartono, SpOG(K). Ia menjelaskan anemia atau kekurangan darah mengakibatkan hemoglobin (Hb) yang mengikat oksigen berkurang, sehingga asupan oksigen ke seluruh tubuh tidak optimal.

"Anemia itu kurang darah. Kalau darahnya kurang, yang mengikat oksigen itu juga kurang. Padahal itu dibutuhkan untuk metabolisme zat-zat yang dibutuhkan tubuh," ujarnya saat dihubungi detikcom, Senin (18/9).

dr Poedjo menambahkan metabolisme zat-zat penting diperlukan oleh ibunya selama hamil maupun untuk janinnya. Kalau asupan janinnya kurang karena anemua, zat penting untuk pembentukan janin tidak terbawa dengan optimal sehingga bisa memicu stunting.

"Kalau itu nggak bagus, sangat mungkin terjadi stunting," paparnya lagi.

Kapan Perlu Mengonsumsi Tablet Tambah Darah?

Lebih lanjut, dr Poedjo mengatakan pada ibu hamil, pemberian tablet tambah darah dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan asupan yang meningkat selama masa kehamilan. Terlebih, jika si bumil dari awal sudah memiliki hemoglobin (Hb) yang rendah.

"Kalau tadinya Hb-nya 14 turun jadi 12 mungkin nggak masalah. Tapi kalau Hb awalnya cuma 10 saat hamil, pasti semakin menurun. Hal semacam itu yang perlu ditambah tablet darah," ucapnya.

"Kalau di antenatal care, kalau wanita-wanita itu kontrol dengan baik, itu biasanya diperiksa di laboratorium sederhana meskipun di puskesmas. Dari situ nanti keliatan Hb-nya, bisa menurun pada wanita hamil," sambungnya.

Ia juga menganjurkan agar para wanita melakukan konseling pra konsepsi untuk mengetahui kondisi tubuh sebelum merencanakan kehamilan.

"Sebetulnya ada konseling pra konsepsi. Kalau Hb-nya rendah pingin hamil, mungkin diperlukan (tablet tambah darah) untuk mempersiapkan," tandasnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Viral Malas Minum Tablet Tambah Darah Picu Anak Lahir Stunting, Ini Kata Dokter"