Hagia Sophia

01 February 2025

Korban Kecelakaan Pesawat Vs Black Hawk Terancam Hipotermia

Foto: REUTERS/Carlos Barria

Insiden kecelakaan American Airlines yang bertabrakan dengan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat AS dikhawatirkan menewaskan 64 orang penumpang. Pasalnya, kedua pesawat jatuh ke Sungai Potomac yang dingin di dekat Bandara Nasional Reagan Washington, AS.

Para pejabat tidak memberikan jumlah korban tewas dari tabrakan yang terjadi Rabu malam tersebut, tetapi Senator AS Roger Marshall dari Kansas, tempat asal penerbangan, menyatakan sebagian besar atau bahkan semua orang di dalamnya tewas.

"Sangat sulit ketika Anda kehilangan lebih dari 60 warga Kansas secara bersamaan," katanya dalam konferensi pers di bandara Reagan di ibu kota negara tersebut pada Kamis pagi.

"Ketika satu orang meninggal, itu adalah tragedi, tetapi ketika banyak orang meninggal, itu adalah kesedihan yang tak tertahankan. Itu adalah patah hati yang tak terkira."

Jack Potter, CEO Otoritas Bandara Metropolitan Washington, mengatakan tim evakuasi pertama berada dalam mode penyelamatan.

American Airlines mengonfirmasi 60 penumpang dan empat awak berada di dalam pesawat jet tersebut. Helikopter itu, yang sedang dalam penerbangan latihan, membawa tiga tentara, demikian pengumuman seorang pejabat AS.

CBS News, mengutip keterangan pejabat polisi, mengatakan sedikitnya 18 mayat telah ditemukan. Dua sumber lain mengatakan kepada Reuters beberapa mayat telah ditarik dari air.

Tabrakan di udara terjadi saat jet penumpang, yang terbang dari Wichita di Kansas, sedang mendekati Reagan. Komunikasi radio antara menara pengawas lalu lintas udara dan Black Hawk menunjukkan awak helikopter tahu pesawat itu berada di sekitar lokasi.

Ancaman Hipotermia

Kepala pemadam kebakaran Washington DC John Donnelly mengatakan sedikitnya 300 orang yang tergabung dalam tim evakuasi terus bekerja pada operasi penyelamatan yang sangat rumit.

"Kondisi di luar sana sangat buruk bagi responden atau tim evakuasi," kata Donnelly.

"Dingin. Mereka berhadapan dengan kondisi berangin."

Ketika ditanya oleh wartawan apakah ada yang selamat, ia menjawab belum mengetahui pasti.

Hipotermia menjadi kekhawatiran bagi setiap kemungkinan korban selamat dan tim evakuasi.

"Pada suhu air yang sangat dingin ini, suhu inti tubuh manusia turun dengan cepat. Kelelahan atau pingsan dapat terjadi hanya dalam waktu 15 hingga 30 menit," kata Direktur Senior Operasi Prakiraan AccuWeather Dan DePodwin.

Terjun tiba-tiba di udara yang sangat dingin dapat memicu respons fisiologis langsung seperti napas-engah yang tidak terkendali, napas cepat, atau hiperventilasi, juga sangat mungkin terjadi, demikian kekhawatiran Badan Cuaca Nasional AS.

"Syok dingin dapat menyebabkan ketakutan, atau reaksi stres secara langsung yang kemudian mengganggu pemikiran dan pengambilan keputusan yang jernih," lanjut informasi badan tersebut.

Sebagai catatan, hipotermia dimulai ketika suhu inti tubuh turun hingga 35 derajat Celcius, proses yang bisa terjadi hanya beberapa saat di udara sedingin ini.

Waktu bertahan hidup dalam kondisi seperti itu diperkirakan berkisar antara 30 hingga 90 menit.

"Karena udara mengeluarkan panas tubuh hingga 26 kali lebih cepat daripada udara dengan suhu yang sama, udara dingin dengan cepat menyebabkan mati rasa, meningkatkan kemampuan otot untuk bekerja secara efektif," badan cuaca memperingatkan, menggarisbawahi risiko yang mengancam jiwa yang ditimbulkan oleh suhu sungai yang hampir beku.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Korban Kecelakaan Pesawat Tabrak Black Hawk Terancam Hipotermia"