![]() |
Ilustrasi (Foto: Shutterstock) |
Viral di media sosial X, para warganet membagikan pengalaman mereka terkait keluarga yang mengalami serangan jantung, namun memiliki gejala seperti masuk angin. Tanda-tanda yang muncul seperti pegal-pegal, mual, dan muntah.
"Ayah serangan jantung, bilangnya masuk angin. Dada sesek (obesitas juga), curiga kolesterol tinggi. Pas lagi dikerokin, meninggal. Orang2 bilang pingsan doang, padahal dah wafat, dibawa ke dokter, sampe rumah udah jenazah," tulis akun @aud***, dikutip detikcom, Senin (12/5/2025).
"Ini betul. Alm papaku dulu awal kena jantung katanya berasa kek masuk angin + keringat dingin. Dibikinin teh anget gak ngefek, trus nyeri dada dekat pundak sebelah kiri katanya," tulis akun lain.
Merespons hal ini, dokter jantung dr Vito Damay, SpJP(K), FIHA, FICA mengatakan serangan jantung dan masuk angin memang memiliki gejala serupa. Menurutnya, ada tanda khas yang membedakan dua penyakit tersebut.
"Serangan jantung seringkali datang diam-diam, tidak selalu yang dadanya langsung nyeri hebat. Kadang hanya terasa mual, pusing, lemas, atau seperti masuk angin. Bedanya, kalau 'masuk angin' biasa, setelah dipijat atau istirahat gejala biasanya membaik. Padahal memang nyeri dada atau rasa tidak nyaman itu bisa mereda sendiri pada serangan jantung jadi belum tentu juga karena pijatan atau kerokan itu," kata dr Vito kepada detikcom, Senin (12/5/2025).
"Tapi pada serangan jantung, keluhan bisa makin berat, disertai keringat dingin, napas terasa berat, jantung berdebar, atau nyeri di dada kiri dan menjalar ke lengan, rahang, atau punggung. Pada perempuan atau lansia, gejalanya bahkan bisa hanya berupa mual atau nyeri ulu hati," sambungnya.
Menurut dr Vito, jika ada anggota keluarga atau kenalan yang mengalami tanda-tanda di atas, bahkan condong ke arah gejala serangan jantung, agar jangan menganggap enteng.
"Segera bawa ke IGD terdekat yang bisa melakukan rekam jantung (EKG) atau pemeriksaan troponin. Jangan menunda dengan dipijat, dikerok, atau minum jamu dulu. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang jantung bisa diselamatkan," kata dr Vito.
"Hal ini terutama Anda harus curiga apabila punya faktor risiko seperti salah satu ini hipertensi, kolesterol tinggi, perokok, obesitas, atau diabetes," lanjutnya.
Golden period pada kondisi ini, lanjut dr Vito adalah satu hingga dua jam pertama sejak gejala muncul. Jika dalam waktu tersebut pasien bisa mendapatkan pertolongan seperti pemberian pengencer darah atau pembukaan sumbatan pembuluh darah jantung melalui kateterisasi, maka kerusakan otot jantung bisa dicegah.
"Setelah lewat 6 jam, 12 jam, atau 24 jam, risikonya makin jauh lebih tinggi, bahkan bisa fatal atau jika tidak fatal maka kerusakan jantung makin luas dan menjadi kelemahan jantung permanen," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Viral Serangan Jantung Dikira Masuk Angin, Apa Sih Perbedaan Gejalanya?"