![]() |
Kayu manis. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Milan Krasula) |
Meskipun kayu manis atau cinnamon menjadi rempah populer yang ditambahkan ke banyak makanan, kayu manis memiliki sejarah panjang dalam penggunaan obat tradisional di banyak budaya. Saat ini, produk kayu manis dijual sebagai suplemen makanan untuk membantu mengatasi berbagai kondisi kesehatan, termasuk diabetes, penurunan berat badan, dan meredakan demam serta kondisi peradangan lain.
Namun, mungkinkah ada dampak negatif dari konsumsi kayu manis berlebihan?
Orang-orang harus berhati-hati karena kayu manis dapat memengaruhi metabolisme obat resep, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Food Chemistry: Molecular Sciences. Artinya, efektivitas obat bisa menurun.
Para penulis memperingatkan agar tidak mengonsumsi zat yang mengandung kayu manis secara berlebihan, terutama pada individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
Menurut pakar kesehatan dr Leana Wen, seorang dokter gawat darurat dan asisten profesor di Universitas George Washington, kayu manis merupakan rempah yang berasal dari kulit pohon Cinnamomum yang dikeringkan.
Meskipun beberapa penelitian menunjukkan suplementasi kayu manis dapat membantu pengobatan diabetes atau penurunan berat badan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki manfaatnya.
Penelitian baru meneliti bahan aktif utama kayu manis, yang disebut sinamaldehida. Para peneliti pertama kali mengamati apakah sinamaldehida diserap dengan baik saat ditelan secara oral dengan memeriksa cairan lambung dan usus.
Mereka menemukan zat ini 100 persen dapat diserap secara biologis baik dalam cairan saat berpuasa maupun saat diberi makan. Sinamaldehida dengan cepat dimetabolisme menjadi senyawa lain, asam sinamat, dan dapat mengaktifkan beberapa reseptor yang memengaruhi metabolisme obat.
Kemungkinan gangguan pada metabolisme obat inilah yang menyebabkan penulis menyimpulkan konsumsi berlebihan dapat memicu interaksi herbal-obat resep.
Mereka mendesak penelitian tambahan untuk menyelidiki kemungkinan interaksi ini. Hingga penelitian tersebut selesai, mereka menyarankan agar orang yang ingin mengonsumsi kayu manis sebagai suplemen makanan berhati-hati dan berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya.
"Menurut para peneliti dalam penelitian tersebut, daftar kondisi kronis yang harus mendorong kehati-hatian sebelum mencoba suplementasi kayu manis meliputi hipertensi, diabetes, kanker, radang sendi, asma, obesitas, HIV/AIDS, dan depresi," jelas dia, dikutip dari CNN.
"Saya akan menambahkan ke dalam daftar itu siapa saja yang menggunakan obat pengencer darah, misalnya, seseorang yang memiliki riwayat penyakit jantung dan stroke, obat-obatan apa pun yang dibersihkan melalui hati, dan suplemen makanan lain yang dapat berinteraksi dengan kayu manis, termasuk kunyit, ginseng, dan gingko biloba," pungkas dia.
Sebagai catatan, para peneliti cukup yakin taburan kayu manis untuk penggunaan kuliner pada umumnya tidak akan menimbulkan masalah. Hal yang mereka peringatkan adalah konsumsi berlebihan.
Hal ini tidak didefinisikan dengan jelas, karena penelitian tidak dibuat untuk memeriksa kadar kayu manis terlalu tinggi. Konsumsi berlebihan mungkin mengacu pada penggunaan produk kayu manis pekat seperti suplemen kayu manis dalam jangka waktu lama, misalnya, mengonsumsi kapsul kayu manis setiap hari selama berbulan-bulan.
Orang yang berpikir untuk mengonsumsi suplemen kayu manis harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan mereka untuk memeriksa kemungkinan interaksi obat.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Hati-hati, Studi Baru Temukan Risiko Konsumsi Kayu Manis Terlalu Banyak"