![]() |
Ilustrasi kaki membengkak. (Foto: Getty Images/Sorapop) |
Masalah sepele seperti nyeri di jari kaki bisa saja menjadi tanda awal dari kondisi medis serius. Seorang pria membagikan kisah hidupnya yang penuh perjuangan melawan asam urat dan penyakit ginjal kronis. Penyakit ini tidak hanya mengganggu kesehatannya, tetapi juga merenggut impiannya sebagai atlet basket serta membuatnya kehilangan jari kaki kedua.
Bermula di usia 18 tahun, masa-masa ketika ia tengah aktif bermain basket, dokter menemukan pria bernama Steve Winfree memiliki tekanan darah tinggi, yang ternyata disebabkan gangguan pada ginjal.
Saat itu, fungsi ginjalnya hanya sekitar 50 persen, tetapi ia masih merasa sehat dan mampu beraktivitas seperti biasa.
Namun, sebuah pendakian di Pegunungan Smokey menjadi titik balik hidupnya. Setelah perjalanan tersebut, jari kaki keduanya tiba-tiba bengkak dan terasa nyeri hebat. Karena tidak tahu penyebabnya, ia mengira itu hanya cedera ringan. Rasa sakit itu sempat mereda, tetapi setahun kemudian muncul lagi, kali ini diikuti oleh gejala lain yang datang dan pergi di bagian tubuh yang berbeda.
Dalam beberapa tahun berikutnya, ia terus mengalami pembengkakan dan nyeri berulang, terutama di jari kaki, tumit, lutut, hingga ke siku dan tangan. Namun, diagnosis pasti tak kunjung datang. Banyak dokter mengaitkan gejalanya dengan hal sepele, seperti pemakaian sepatu yang tidak pas atau aktivitas fisik yang terlalu berat.
Hingga akhirnya, suatu hari, seluruh kakinya membengkak parah dan ia dilarikan ke ruang gawat darurat. Di sanalah, untuk pertama kalinya, seorang dokter menanyakan riwayat penyakit ginjalnya dan langsung mencurigai asam urat sebagai penyebabnya. Diagnosis tersebut menjadi titik terang setelah bertahun-tahun kebingungan.
"Saat itu saya baru tahu bahwa penyakit ginjal kronis meningkatkan risiko asam urat," ungkapnya.
Ia juga menyoroti mitos yang selama ini beredar di masyarakat. Banyak orang mengira asam urat hanya menyerang orang yang sudah tua atau tidak aktif secara fisik. "Padahal saya waktu itu masih muda dan sangat aktif. Tapi saya tetap kena," katanya.
Serangan asam urat kemudian menjadi semakin sering dan menyakitkan. Setiap dua atau tiga bulan sekali, ia harus menahan nyeri yang luar biasa di berbagai sendi tubuhnya. Di saat yang sama, fungsi ginjalnya terus menurun hingga di bawah 30 persen, membuat kondisinya semakin kompleks.
Ia mengaku sempat mencoba berbagai cara alternatif, termasuk mengonsumsi jus ceri dan ubi, yang sering disebut-sebut sebagai obat alami untuk asam urat. "Saya coba semuanya, karena rasa sakitnya sudah tidak tertahankan," katanya. Namun hasilnya nihil.
Akhirnya, ia berkonsultasi dengan ahli nefrologi, spesialis penyakit ginjal dan mulai menjalani dialisis atau cuci darah untuk mengeluarkan kelebihan asam urat dari tubuhnya. Prosedur ini cukup membantu selama setahun. Namun, karena kondisi ginjalnya terus memburuk, dokter menyarankan transplantasi ginjal. Beruntung, donor dari istrinya menyelamatkan hidupnya.
Kini, lebih dari setahun pasca-transplantasi, kondisinya membaik meski serangan asam urat terkadang datang.
"Saya ingin orang lain tahu bahwa mereka tidak sendirian. Jangan diam. Cari tahu, cari bantuan, dan jangan biarkan rasa malu mengendalikan hidupmu," tegasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kaki Membengkak! Pria Ini Didiagnosis Asam Urat-Gagal Ginjal, Ini Ciri-cirinya"