Hagia Sophia

03 December 2025

Peneliti Harvard 'Spill' Pekerjaan Paling Tidak Membahagiakan

Foto: Ilustrasi stres (Getty Images/Cecilie_Arcurs)

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti Harvard selama 85 tahun mengungkap orang-orang dengan pekerjaan tertentu cenderung menjadi yang paling tidak bahagia. Pekerjaan seperti apakah itu?

Dikutip dari laman CNBC Make It, jenis pekerjaan tertentu mungkin tidak bisa dikaitkan dengan ketidakpuasan atau burnout secara konsisten, tapi beberapa karakteristik pekerjaan justru bisa memengaruhinya. Hal ini dikatakan oleh profesor psikiatri di Harvard Medical School, sekaligus direktur Harvard Study of Adult Development, Robert Waldinger, MD.

Menurut temuan studi, pekerjaan yang minim interaksi manusia dan tidak memberi kesempatan untuk membangun hubungan yang bermakna dengan rekan kerja, cenderung membuat karyawannya merasa paling tidak bahagia.

Sejak tahun 1938, para peneliti Harvard mengumpulkan catatan kesehatan lebih dari 700 peserta dai seluruh dunia. Mereka menanyakan pertanyaan rinci tentang kehidupan para peserta setiap dua tahun.

Berdasarkan kesimpulan para peserta, rahasia dalam menjalani hidup lebih bahagia, lebih sehat, dan lebih panjang bukanlah uang, kesuksesan profesional, olahraga, atau pola makan sehat. Namun, hubungan positiflah yang membuat orang bahagia sepanjang hidup mereka. Hal ini juga berlaku untuk pekerjaan.

"Ini adalah kebutuhan sosial penting yang harus dipenuhi dalam semua aspek kehidupan kita," jelas Waldinger.

"Selain itu, jika Anda lebih terhubung dengan orang lain, Anda akan merasa lebih puas dengan pekerjaan Anda, dan menghasilkan kinerja yang lebih baik," ungkapnya.

Beberapa pekerjaan yang paling membuat seseorang merasa terisolasi adalah pekerjaan yang menuntut kerja mandiri, daripada yang membutuhkan interaksi.

Pekerja Merasa KesepianSelain itu, pekerjaan yang menimbulkan rasa kesepian juga banyak ditemukan dalam industri baru, misalnya layanan pengiriman paket dan makanan. Begitu pula di ritel online, yakni saat ritme kerja yang sangat cepat dan intens membuat karyawan dalam satu shift gudang bahkan tidak sempat mengenal satu sama lain,

Kendati demikian, kesepian juga tak hanya dirasakan oleh mereka yang bekerja sendiri, tapi juga orang-orang dengan pekerjaan yang sibuk, melibatkan banyak orang, dan tidak memiliki interaksi positif. Waldinger mencontohkan mereka yang bekerja sebagai call center.

Merasa terputus hubungan dengan orang lain di tempat kerja juga merupakan masalah kesehatan. Studi terkini menunjukkan bahwa, seiring bertambahnya usia, kesepian bisa meningkatkan risiko kematian, sama seperti obesitas, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik.

Sehingga, menurut para peneliti, menciptakan peluang kecil untuk koneksi sosial di tempat kerja bisa memulihkan dan membantu meringankan perasaan kesepian dan ketidakpuasan. Misalnya, dengan berbincang selama lima menit dengan rekan kerja atau mencari orang-orang dengan minat sama untuk menghabiskan waktu setelah bekerja.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Studi Harvard selama 85 Tahun 'Spill' Pekerjaan Paling Tidak Membahagiakan"