Ilustrasi mayat (Foto: Dok.Detikcom) |
Perusahaan China Shanxi Aorui Biomaterials diduga membeli lebih dari 4.000 mayat dari krematorium dan laboratorium medis secara ilegal. 'Pencurian' tersebut diduga untuk mengambil tulang mayat secara ilegal yang kemudian dijadikan sebagai cangkok tulang alogenik dan cangkok gigi.
Cangkok tulang biasanya digunakan dalam industri medis untuk memperbaiki cedera seperti patah tulang parah. Cangkok tulang alogenik, atau allografts biasanya digunakan ketika seorang pasien tidak memiliki kepadatan tulang yang cukup untuk melakukan autograft.
Dalam kasus seperti itu, tulang yang diperlukan diambil dari pasien melalui izin khusus. Izin ini juga berlaku bagi pasien yang menjalani operasi seperti penggantian pinggul, atau dari mayat yang juga memerlukan persetujuan donor.
Kasus ini lantas menimbulkan kemarahan publik setelah seorang pengacara kriminal ternama menerbitkan rincian kasus tersebut di media sosial pada hari Kamis pekan lalu.
Presiden Beijing Brave Lawyers yang juga dikenal sebagai Firma Hukum Beijing Yongzhe, Yi Shenghua mengatakan polisi di Taiyuan, ibu kota provinsi utara Shanxi, sedang menyelidiki tuduhan terkait hal tersebut.
"Sebuah kelompok criminal mencuri dan menjual kembali mayat untuk mendapatkan keuntungan," kata dia dikutip dari South China Morning Post pada Kamis (8/8/2024).
Namun, ia enggan mengungkap lebih jauh, dan hanya mengatakan penyelidikan perlu waktu lebih lama karena kasus yang "cukup rumit".
Dokumen yang dibagikan oleh Yi juga menunjukkan bahwa jaringan kriminal diduga melibatkan perusahaan terafiliasi dengan beberapa negara. Polisi China telah menyita lebih dari 18 ton tulang dan lebih dari 34.000 produk setengah jadi atau produk jadi.
Dari 75 tersangka yang ditahan dalam kasus ini, salah satu tersangka dengan nama belakang Su menjadi manajer umum di Shanxi Aorui Biomaterials, telah mengakui mencuri lebih dari 4.000 mayat dari krematorium di provinsi Yunnan, Changqing, Guizhou, dan Sichuan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Perusahaan China Diduga 'Curi' Lebih dari 4 Ribu Mayat untuk Cangkok Tulang-Gigi"