![]() |
Foto: Shutterstock |
Mati suri merujuk pada pengalaman yang dilaporkan oleh seseorang yang berada dalam kondisi klinis dekat dengan kematian, seperti berhenti napas, jantung berhenti berdetak, atau aktivitas otak yang sangat minim. Selama periode ini, individu tersebut mungkin mengalami sensasi luar biasa yang berbeda-beda. Beberapa orang melaporkan sensasi terbang keluar dari tubuh mereka, berjalan menuju cahaya terang, atau bertemu dengan makhluk gaib.
Secara umum, mati suri terjadi dalam kondisi medis yang sangat kritis, seperti serangan jantung, kecelakaan parah, atau saat seseorang berada dalam kondisi koma. Meskipun sempat dinyatakan meninggal, banyak orang yang mengalami mati suri akhirnya kembali sadar.
Penyebab pasti dari fenomena mati suri masih menjadi misteri dalam ilmu kedokteran. Namun, beberapa penjelasan ilmiah mencoba mengaitkan fenomena ini dengan reaksi fisiologis tubuh manusia pada saat-saat kritis.
Salah satu studi yang paling terkenal tentang mati suri adalah yang dilakukan oleh Dr Pim van Lommel pada tahun 2001. Dalam studi yang dipublikasikan di The Lancet, ia mengamati pasien yang selamat dari serangan jantung dan menemukan bahwa hampir 18% dari mereka melaporkan pengalaman mati suri.
Salah satu temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa meskipun pasien mengalami henti jantung dan tidak menunjukkan aktivitas otak, mereka masih melaporkan pengalaman yang sangat jelas, seperti melihat diri mereka sendiri atau mendengar percakapan medis yang terjadi di sekitar mereka.
Lazarus syndrome atau sindrom Lazarus juga kerap dikaitkan dengan pengalaman mati suri.
Laman Medical News Today mencatat lazarus syndrome adalah kembalinya sirkulasi spontan (return of spontaneous circulation/ROSC) yang tertunda setelah CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) dihentikan. Artinya, seseorang yang dinyatakan meninggal setelah detak jantungnya terhenti, kembali mengalami aktivitas jantung yang mendadak.
Studi yang dipublikasikan di laman National Library of Medicine mengenai Lazarus Phenomenon mencatat kasus seorang wanita berusia 25 tahun yang mengunjungi rumah sakit karena muntah terus-menerus dan penurunan berat badan selama enam bulan terakhir setelah operasi bariatrik.
Pada hari ke 16 masuk rumah sakit, pasien mengalami henti jantung dan menjalani resusitasi jantung paru (CPR) terus menerus selama 73 menit namun tidak ada tanggapan yang terlihat, yang menyebabkan pengumuman kematian.
Lima puluh menit kemudian, anggota keluarga tersebut memperhatikan gerakan mata halus yang memerlukan dimulainya kembali protokol dukungan kehidupan jantung tingkat lanjut dan resusitasi. Pasien selamat tetapi ia mengalami defisit neurologis yang signifikan akibat cedera otak anoksik yang berkepanjangan.
"Durasi yang bervariasi antara waktu kematian klinis dan waktu ROSC telah dilaporkan dalam laporan kasus sebelumnya, meskipun di antara mereka yang selamat, kasus kami memiliki durasi CPR terlama dan interval antara pengumuman kematian dan saat persepsi kehidupan mengkonfirmasi ROSC," tulis studi tersebut.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Penjelasan Ilmiah Mati Suri, Hidup Kembali setelah Dinyatakan Meninggal"