Hagia Sophia

02 December 2022

Lakukan Hal Ini Bila Cedera Bahu, Jangan Dibawa ke Tukang Urut

Mengatasi cedera bahu (Foto: Getty Images/iStockphoto/Zania Studio)

Cedera bahu merupakan masalah yang dialami oleh pegiat olahraga, khususnya para atlet. Cabang olahraga yang berisiko tinggi terkena cedera bahu di antaranya non-contact sports (bulutangkis, voli, baseball, dan berenang) dan contact sports (rugby, basket, dan bela diri).

"Kalau dari penelitian yang tercatat itu sekitar 0,2 sampai 1,8 per 1.000 jam," ujar Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) dr Grace Joselini Corlesa, SpKO ditemui tim detikcom di Penang Bistro, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022).

Umumnya, para atlet mengalami cedera bahu seperti tendon sobek (rotator cuff tear), labrum sobek (SLAP tear), dan dislokasi bahu. Cedera bahu disebabkan oleh faktor intrinsik seperti:
  • Riwayat sakit bahu, baik dengan atau tanpa cedera bahu
  • Rentang gerak dan fleksibilitas bahu
  • Kelemahan otot dan ketidakseimbangan agonis atau antagonis
  • Diskinesis skapula (tulang belikat)
  • Lamanya pasien berolahraga (tahunan)
  • BMI atau Indeks Massa Tubuh
  • Jenis kelamin
  • Level olahraga (junior, menengah, atau senior).
Sementara itu, faktor ekstrinsik dari cedera bahu meliputi:
  • Jenis olahraga
  • Kondisi latihan (benar atau tidaknya seseorang mengikuti prosedur latihan)
  • Tekanan saat latihan atau frekuensi pertandingan
Grace melarang keras bagi penderita cedera bahu untuk memeriksakan dirinya ke tukang urut. Alih-alih ke tukang urut, penderita cedera bahu harus pergi ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

"Jangan dibawa ke tukang urut, paling aman udah dibawa ke rumah sakit," kata Grace.

"Please, jangan dipijet-pijet, jangan diutak-atik. Nanti malah memperburuk cederanya," pungkasnya.

Penanganan Pertama

Sembari menunggu untuk pergi ke rumah sakit, Grace menganjurkan penanganan pertama pada cedera bahu yaitu metode PRICE. Metode ini dapat dilakukan 24 hingga 72 jam setelah cedera. PRICE terdiri dari:
  • Protect
  • Rest (mengistirahatkan bahu)
  • Ice (berikan kompres es 10 hingga 15 menit dalam per 4 jam)
  • Compression (menggunakan perban atau plastic wrap jika benar-benar tidak ada)
  • Elevation (menyangga dengan gendongan bahu atau arm sling)
Diagnosis

Ketika pasien dibawa ke rumah sakit, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait cedera bahu guna pemeriksaan. Dari pemeriksaan tersebut, dokter sudah memiliki peluang diagnosis sebanyak 70 persen.

"Nanti akan ditanya nih, riwayatnya kenapa? jatuhnya bagaimana? saat melakukan apa? semua kita gali," kata Grace.

Hasil pemeriksaan tersebut belum final, terlebih untuk para atlet yang tidak bisa sembarangan. Maka dari itu, dokter akan melakukan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

"Kita nggak mau coba-coba, maka kita mau diagnosa pasti menggunakan MRI," tutur Grace.

Dari hasil MRI, pasien akan dirujuk ke dokter ortopedi. Beberapa kasus yang parah memerlukan operasi. Sementara yang lain hanya melakukan terapi tergantung diagnosis dari dokter ortopedi.

"Mengobati cedera olahraga sesegera mungkin agar tidak bertambah parah atau berisiko cedera lebih lanjut di kemudian hari," ujar Grace.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tak Disarankan ke Tukang Urut, Lakukan Ini Saat Cedera Bahu"