Hagia Sophia

12 October 2022

Beberapa Obat yang Bisa Jadi Pemicu Gula Darah Tinggi

Ilustrasi obat. (Foto: iStock)

Sejumlah obat pemicu gula darah tinggi sangat penting untuk diperhatikan. Terutama bagi penderita atau orang yang berisiko tinggi terkena diabetes.

Ada beberapa obat-obatan yang bisa menjadi pemicu gula darah seseorang naik yang merupakan salah satu efek sampingnya.

Menurut Kementerian Kesehatan, gula darah yang normal sewaktu tanpa puasa (GDS) adalah kurang dari 200 mg/dl. Sementara gula darah sewaktu puasa (GDP) adalah kurang dari 126 mg/dl.

Dikutip dari laman Everyday Health, berikut 7 obat pemicu gula darah tinggi yang wajib diketahui:

1. Kortikosteroid

Salah satu obat pemicu darah tinggi adalah kortikosteroid. Ini merupakan obat pereda peradangan yang biasanya digunakan untuk mengatasi radang sendi, asma, alergi, hingga cedera sendi.

Tidak semua obat kortikosteroid dapat memicu gula darah tinggi. Kortikosteroid yang digunakan dalam inhaler atau krim kulit cenderung tidak mempengaruhi glukosa darah, karena tidak memasuki aliran darah dalam jumlah yang cukup besar.

Namun, obat kortikosteroid yang disuntikkan atau dicerna melalui mulut (obat oral) bisa secara signifikan meningkatkan kadar gula dalam darah.

"Jika hanya pengobatan jangka pendek, efeknya tidak akan terlalu lama dan mungkin tidak banyak mempengaruhi," kata kepala endokrinologi di Kaiser Permanente West Los Angeles Medical Center, California.

"Tetapi jika digunakan selama beberapa hari atau minggu, maka kadar gula bisa naik dan menjadi lebih tinggi. Masalah yang signifikan," lanjutnya.

2. Statin

Statin umumnya digunakan sebagai obat penurun kadar kolesterol LDL dan obat terapi untuk mencegah penyakit jantung, serta stroke. Namun, ini bisa menjadi obat pemicu darah tinggi.

Bagi orang-orang dengan prediabetes, penggunaan obat statin dikaitkan dengan risiko lebih besar terkena diabetes.

Studi yang diterbitkan pada Oktober 2017 di jurnal BMJ Open Diabetes and Research Care, melacak orang dengan prediabetes selama 10 tahun. Hasilnya, ditemukan bahwa penggunaan statin dikaitkan dengan risiko 30 persen lebih tinggi terkena diabetes.

Meski begitu, manfaat obat ini tetap lebih besar karena tidak ada obat alternatif yang baik untuk mengatasi penyakit jantung dan stroke.

3. Beta-Blockers

Obat pemicu darah tinggi selanjutnya adalah beta-blocker. Ini merupakan obat yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah.

Obat ini umum digunakan untuk mengobati kondisi medis, seperti detak jantung tidak teratur, kecemasan, dan lain-lainnya. Namun, obat ini memiliki efek samping bisa meningkatkan gula darah.

Meski begitu, ada beberapa jenis beta-blocker yang memiliki efek samping meningkatkan gula darah yang lebih kecil. Tetapi, harganya cenderung lebih mahal.

4. Niasin

Niacin juga termasuk dalam salah satu obat pemicu darah tinggi. Ini adalah vitamin B yang tersedia sebagai suplemen over-the-counter (OTC).

Ini memberikan efek penurun kolesterol, tetapi obat ini juga bisa meningkatkan glukosa darah pada penderita diabetes. Berdasarkan studi yang diterbitkan pada Februari 2016 di Jurnal Heart, menyimpulkan bahwa Niasin dapat meningkatkan risiko diabetes.

5. Antibiotik

Obat pemicu gula darah tinggi selanjutnya adalah antibiotik, yang umum digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih (ISK) dan pneumonia. Kelas antibiotik yang disebut fluoroquinolones, memiliki efek samping yang terbukti menjadi pemicu gula darah sangat rendah dan tinggi.

Selain itu, pentamidin, obat antimikroba yang digunakan untuk mengobati jenis pneumonia tertentu, juga bisa menjadi obat pemicu gula darah tinggi.

6. Antipsikotik

Ini adalah obat untuk mengobati penyakit seperti skizofrenia dan penyakit mental lainnya. Beberapa jenis obat ini bisa memberikan efek samping memicu gula darah tinggi.

Obat antipsikotik ini biasanya digunakan selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Maka dari itu, efek samping dari obat ini harus sangat diperhatikan.

Namun, studi yang diterbitkan pada Mei 2016 di jurnal Schizophrenia Bulletin menemukan bahwa penggunaan obat pemicu darah tinggi ini memberikan risikonya kecil untuk menyebabkan komplikasi diabetes.

"Penjelasan yang mungkin adalah bahwa pengobatan antipsikotik dapat meningkatkan fungsi fisik, psikososial, dan perawatan diri pasien, sehingga meningkatkan perilaku sehat dan mengurangi risiko komplikasi diabetes," tulis para penulis.

7. Dekongestan

Obat dekongestan seperti sudafed (pseudoephedrine) dan phenylephrine ini digunakan untuk meredakan flu serta pilek. Kedua obat ini juga dijual secara bebas tanpa resep.

Namun, obat ini memiliki efek samping yang bisa menjadi pemicu gula darah tinggi. Banyak dekongestan umum menggunakan salah satu bahan ini, jadi dianjurkan untuk memeriksa label dengan cermat.

Penggunaan jangka pendek obat pemicu gula darah tinggi ini mungkin baik-baik saja, tetapi harus konsultasikan pada dokter terlebih dulu.






















Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "7 Obat Pemicu Gula Darah Tinggi, Termasuk Antibiotik"