Hagia Sophia

18 November 2025

Uji Klinis Vaksin TBC Berbasis Inhalasi Resmi Diluncurkan di Indonesia

Ilustrasi (Foto: thinkstock)

Uji klinis vaksin tuberkulosis (TBC) inhalasi pertama di dunia resmi dimulai di Indonesia. Penelitian tahap awal ini dipimpin oleh Prof dr Erlina Burhan, SpP(K), guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dengan melibatkan periset nasional.

"Kenapa ini sangat prestisius, karena biasanya kita memberikan bowl atau terapi inhalasi untuk orang sakit. Tapi kali ini dilakukan pada orang sehat untuk melihat imunogenesitasnya, apa yang terjadi setelah diberikan vaksin secara inhalasi," kata Prof Erlina saat dijumpai di acara Pelaksanaan Uji Klinis Fase 1 Vaksin TBC dengan Inhalasi di Jakarta, Kamis (13/11/2025).

Vaksin TBC inhalasi ini dikembangkan melalui kerja sama perusahaan farmasi asal China, CanSino, dan perusahaan biofarmasi asal Indonesia, Etana. Pengembangan vaksin ini menggunakan teknologi viral-vector.

Ia menjelaskan, uji klinis fase 1 ini akan melibatkan 38 partisipan sehat dengan pengawasan ketat sesuai Good Clinical Practice (GCP).

"Walaupun peserta hanya 38 orang, yang terlibat banyak sekali karena ini prosedur yang sangat ketat. Kami ingin memastikan tidak ada deviasi protokol, baik minor apalagi mayor," ujarnya.

Menurut Prof Erlina, proses screening sudah dimulai sejak 7 November dengan hasil awal menunjukkan sekitar 50 persen kandidat memenuhi kriteria.

"Mudah-mudahan dalam empat minggu kita bisa mencapai target 38 partisipan," tambahnya.

Ia menargetkan fase pertama dijadwalkan pada Juli 2026 sebelum dilanjutkan ke fase 2 dan 3.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dr dr Taruna Ikrar menegaskan bahwa uji klinis ini menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam kemandirian riset dan produksi obat.

"Saya mengerti betul bahwa tahapan uji klinis itu penting, karena ini adalah milestone transfer teknologi. Saat ini 94 persen bahan baku obat kita masih impor, jadi perlu strategi agar kita bisa produksi dalam negeri," ujar Taruna.

Ia menambahkan, BPOM berkomitmen mempercepat proses perizinan untuk penelitian dan uji klinis strategis seperti vaksin TBC inhalasi ini.

"Kalau uji klinis fase 1 ini tuntas dan aman, kami akan percepat fase 2 dan 3 supaya hasilnya bisa segera digunakan. Ini yang pertama di dunia untuk vaksin TBC inhalasi, dan kita berharap kelak bisa disebut sebagai produk nasional," katanya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Terobosan Medis! Indonesia Mulai Uji Klinis Fase 1 Vaksin TBC Berbasis Inhalasi"