![]() |
Perawatan kesehatan di Kongo. (Foto: REUTERS/Arlette Bashizi) |
Pejabat kesehatan masyarakat di Afrika mengimbau agar berhati-hati terhadap penyakit misterius mirip flu yang terjadi beberapa minggu terakhir. Penyakit itu diketahui telah menewaskan ratusan orang.
Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, Jean Kaseya, mengatakan bahwa rincian lebih lanjut tentang penyakit itu akan diketahui dalam 48 jam ke depan. Tepatnya setelah para ahli menerima hasil sampel laboratorium dari orang yang terinfeksi.
"Diagnostik pertama membuat kami berpikir bahwa itu adalah penyakit pernapasan. Namun, kami harus menunggu hasil laboratorium," tuturnya yang dikutip dari APNews.
Kaseya mengungkapkan masih banyak hal yang belum diketahui tentang penyakit misterius tersebut. Mulai dari asal-usul penyakit hingga bagaimana cara penularannya.
Menteri Kesehatan Republik Demokratik Kongo Samuel-Roger Kamba mengatakan sejauh ini sudah ada 71 orang yang meninggal dunia akibat penyakit misterius tersebut. Sebanyak 27 orang meninggal di rumah sakit, dan 44 orang di masyarakat di Provinsi Kwango selatan. Diperkirakan ada 147 orang yang tewas akibat penyakit tersebit.
"Pemerintah Kongo bersiap waspada terhadap penyakit ini," kata Kamba, tanpa memberikan keterangan yang lebih rinci.
"Dari korban di rumah sakit, 10 orang meninggal karena kurangnya transfusi darah dan 17 orang meninggal karena masalah pernapasan," sambungnya.
Menurut Kamba, kematian tersebut tercatat antara 10 November dan 25 November di zona kesehatan Panzi di provinsi Kwango. Ada sekitar 380 kasus, hampir setengahnya adalah anak-anak di bawah usia lima tahun.
Namun, CDC Afrika mencatat angka yang sedikit berbeda, dengan 376 kasus dan 79 kematian. Menurut Kaseya, perbedaan tersebut disebabkan oleh masalah pengawasan dan definisi kasus.
Pihak berwenang mengatakan gejala yang muncul meliputi demam, sakit kepala, batuk, dan anemia. Pakar epidemiologi berada di wilayah tersebut untuk mengambil sampel dan menyelidiki penyakit lebih lanjut.
Seorang penduduk Panzi, Claude Niongo, mengatakan istri dan putrinya yang berusia tujuh tahun meninggal karena penyakit misterius itu.
"Kami tidak tahu penyebabnya, tetapi saya hanya melihat mereka mengalami demam tinggi, muntah-muntah, dan kemudian kematian," kata Niongo.
"Sekarang, pihak berwenang bicara kepada kami tentang epidemi. Sementara itu, ada masalah perawatan (dan) orang-orang meninggal," lanjutnya.
Lucien Lufutu, presiden kerangka konsultasi masyarakat sipil provinsi Kwango, yang berada di Panzi, mengatakan rumah sakit setempat tempat pasien dirawat kurang dilengkapi.
"Ada kekurangan obat-obatan dan perlengkapan medis, karena penyakit ini belum diketahui, sebagian besar penduduk dirawat oleh praktisi tradisional," kata Lufutu.
Ia juga mengatakan penyakit itu mempengaruhi Katenda, zona kesehatan terdekat lainnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Begini Situasi di Kongo yang Diserang Penyakit Pernapasan Misterius"