India mengalami gelombang panas ekstrem. (Foto: Getty Images) |
India tengah mengalami serangan gelombang panas ekstrem. Imbasnya, tercatat ada sebanyak sekitar 24 ribu orang meninggal dunia dalam 30 tahun terakhir. Dikhawatirkan, gelombang panas tersebut juga bakal membahayakan pembangunan negara dan memicu keterlambatan pertumbuhan ekonomi.
Tahun lalu, gelombang panas di India menewaskan puluhan orang, memangkas hasil panen, dan membakar tempat pembuangan sampah di Delhi hingga menimbulkan asap beracun. Suhu di negara bagian utara Uttar Pradesh mencapai 115 derajat Fahrenheit (46,1 derajat Celcius) dan memicu 300 kebakaran hutan di seluruh India.
Kejadian ini bisa menjadi 'normal' karena panas ekstrem yang didorong perubahan iklim hingga penebangan. Dari penelitian yang dilakukan, India memiliki risiko bahaya yang besar dan pemerintah dinilai meremehkan ancaman tersebut.
Kejadian panas ekstrem pada tahun lalu membuat 90 persen negara India lebih rentan terhadap risiko kesehatan masyarakat. Mulai dari sengatan panas, kekurangan makanan, hingga kematian.
Dari studi yang dilakukan para peneliti Cambridge minggu lalu, temperatur yang melonjak dapat menghambat ekonomi dan tujuan pembangunan negara.
"Gelombang panas menyebabkan beban yang belum pernah terjadi sebelumnya pada kesehatan masyarakat, pertanian, dan sistem sosial-ekonomi dan budaya. India saat ini menghadapi benturan berbagai bahaya iklim kumulatif," tulis peneliti Cambridge dikutip dari Grist, Selasa (25/4/2023).
Sebuah studi menyinggung, pihak pemerintah India telah menganggap remeh ancaman bahaya yang bisa muncul imbas gelombang panas tersebut. Pejabat mengandalkan penilaian kerentanan iklim yang dirancang oleh Departemen Sains dan Teknologi India.
Penilaian tersebut menunjukkan persentase yang lebih kecil dari risiko perubahan iklim sebenarnya yang disarankan oleh temuan baru. Kesalahan perhitungan seperti itu dapat menghambat India untuk memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan PBB.
Studi itu muncul di PLOS Climate beberapa hari setelah setidaknya ada 13 orang meninggal karena gelombang panas di India dan beberapa puluh pasien lainnya harus dirawat di rumah sakit.
Gelombang panas yang terjadi di India memaksa penutupan sekolah karena suhu saat siang hari bisa mencapai 104 derajat F (40 derajat C) dalam beberapa hari berturut-turut.
Dalam 30 tahun terakhir, sudah ada setidaknya 24 ribu orang meninggal dunia di India karena gelombang panas. Perubahan iklim membuat gelombang panas di India 100 kali lebih mungkin terjadi.
Peneliti Cambridge menemukan bahwa di seluruh Delhi, rumah bagi 32 juta orang terancam oleh gelombang panas yang parah. Namun, pemerintah hanya mengatakan 2 dari 11 distrik kota yang menghadapi risiko iklim tinggi.
"Pemerintah belum memahami pentingnya panas dan bagaimana panas bisa saja membunuh," ucap Direktur Institut Kesehatan Masyarakat India, Dileep Mavalankar.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "India Dihantam Gelombang Panas Parah, 24 Ribu Orang Tewas 30 Tahun Terakhir"