Ilustrasi boba milk tea. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Jobrestful) |
Minuman milk tea atau boba tea menjadi fenomena yang begitu populer khususnya di Asia selama beberapa tahun terakhir. Sebuah penelitian terbaru menyoroti beberapa hubungan mengkhawatirkan antara minuman tersebut dengan masalah kesehatan mental.
Para peneliti di Universitas Tsinghua dan Universitas Pusat Keuangan dan Ekonomi di China melakukan survei pada 5.281 mahasiswa Beijing. Mereka menemukan bahwa kecanduan milk tea tidak hanya nyata, namun juga berkaitan dengan depresi dan kecemasan.
"Temuan kami menyoroti bahwa konsumsi milk tea dapat menyebabkan kecanduan dan hal ini berkaitan dengan depresi, kecemasan, hingga keinginan bunuh diri," tulis para ahli dalam penelitian tersebut dikutip dari Science Alert, Sabtu (16/12/2023).
Dari faktor-faktor yang diuji, tim peneliti menemukan bahwa beberapa anak muda menunjukkan tanda-tanda kecanduan. Hampir setengah dari responden mengatakan mereka minum setidaknya satu gelas milk tea dalam seminggu.
Selain tambahan gula, milk tea juga kerap kali mengandung kafein. Kekhawatiran telah banyak diungkapkan bahwa minuman ini bisa menyebabkan suasana hati yang buruk dan isolasi sosial pada remaja.
Dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of Affective Disorders ini, konsumsi milk tea dikaitkan dengan kesepian dan depresi. Meskipun penelitian ini tidak dirancang untuk menentukan penyebabnya, penelitian ini menyoroti potensi masalah yang perlu diselidiki lebih lanjut. Terutama mengingat semakin populernya minuman tersebut.
Para peneliti berpendapat bahwa remaja di China menggunakan milk tea sebagai salah satu mekanisme mengatasi masalah dan cara mengatur emosi. Mereka juga berpendapat bahwa minuman ini bisa membuat ketagihan dan merusak seperti halnya media sosial atau obat-obatan.
"Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi milk tea dapat menyebabkan gejala kecanduan, termasuk frekuensi, ketergantungan, keinginan, niat untuk berhenti, tidak mampu berhenti, toleransi, dan perasaan bersalah," tulis peneliti.
Peneliti merekomendasikan agar tindakan diambil untuk mencegah masalah fisik dan mental yang mungkin terkait dengan milk tea. Mulai dari obesitas kerusakan gigi hingga kecanduan dan depresi.
"Temuan ini dapat membantu pembuat kebijakan dalam mengembangkan peraturan seperti membatasi iklan, memberikan pendidikan psikologis, menetapkan standar kebersihan makanan untuk industri konsumsi yang didominasi kaum muda, sekaligus melindungi kesehatan mental mereka," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bukan Cuma Sakit Ginjal, Penelitian Ungkap Sering Minum Boba Bisa Picu Depresi"