Hagia Sophia

19 December 2023

Benarkah Anak yang Lahir Prematur Kurang Cerdas? Ini Penjelasan Pakar

Ilustrasi bayi prematur (Foto: iStock)

Tak sedikit stigma tentang bayi prematur yang beredar di kalangan masyarakat. Salah satunya stigma yang menyebut bayi prematur atau lahir di bawah usia 37 minggu memiliki otak kurang cerdas dibandingkan bayi yang lahir dalam keadaan normal.

Terkait hal itu, dokter anak konsultan neonatologi, Prof Dr dr Rinawati Rohsiswatmo SpAK buka suara. Menurutnya, stigma yang menganggap bayi lahir prematur kurang cerdas merupakan hal yang tidak bisa dibenarkan.

"Tidak benar kalau ada stigma bayi prematur bodoh, tidak benar juga kalau ada yang bilang (anak prematur) yang pintar, jadi pintar banget. Yang paling penting itu otaknya harus tetap sempurna, walaupun terlahir kecil harus kita sempurnakan," kata Rinawati pada temu media memperingati Hari Prematur Sedunia di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, Jumat (15/12/2023).

Prof Rina mengatakan, agar bayi yang lahir prematur tetap memiliki perkembangan otak yang sempurna, maka diperlukan pemberian nutrisi yang cukup. Adapun pemberian tersebut bisa dilakukan di rumah sakit yang mengumpuni alat pemberian nutrisi bayi prematur.

Di sisi lain, ia membenarkan terkait stigma yang menyebut anak lahir prematur cenderung sakit-sakitan. Pasalnya, bayi prematur terlahir dalam kondisi yang sedang dalam penyempurnaan, sehingga secara fisik dan kekebalan tubuhnya masih belum terbentuk sempurna.

Hal inilah yang membuat bayi prematur tidak cukup kuat untuk melawan penyebab infeksi.

"Kalau gampang sakit itu benar. Mengapa? Ia terlahir dalam kondisi yang sedang dalam penyempurnaan jadi belum sempurna. Di dalam tubuh kan ada faktor kekebalan. Jika seseorang terpapar COVID-19, misalnya A itu meninggal, si B itu cuma seperti flu, itu merupakan faktor kekebalan," ucapnya.

Tak hanya itu, Prof Rina juga menyebut kejiwaan bayi prematur juga belum terbentuk dengan sempurna. Hal ini menurutnya dapat berpengaruh terhadap kejiwaan saat bayi tersebut mulai tumbuh, seperti gampang takut dan lainnya.

Karenanya untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan perawatan metode kanguru (PMK) kepada bayi yang terlahir prematur maupun bayi berat lahir rendah (BBLR). Metode ini dilakukan dengan cara kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi atau skin-to skin contact.

Kehangatan tubuh ibu merupakan sumber panas yang efektif untuk bayi baru lahir, termasuk BBLR. PMK merupakan revolusi perawatan BBLR yang membantu memulihkan kondisi bayi prematur, mempermudah pemberian asi sehingga terjadi peningkatan durasi dan lama pemberian asi, menolong orang tua lebih percaya diri, berperan aktif dalam merawat bayinya, serta meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi.

"Untuk menghindari hal itu menjadi bermasalah, seperti dia nantinya jadi takut sekali atau bandel banget, itulah kita mulai kembangkan metode kangguru," imbuhnya.

"Itu jadi bayi itu bisa mengalami takut. Dia sebenarnya proporsinya ketika dilahirkan dan ditaruh di inkubator lama-lama, dia pasti merasa sendirian. Dengan dia ditaruh di dada ibunya (metode kanguru), dia bisa memiliki persepsi, oh saya tidak sendirian, ibu saya masih ada," sambungnya lagi.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Anak Lahir Prematur Disebut Kurang Cerdas, Dokter Anak Bilang Gini"