Ilustrasi bayi (Foto: Getty Images/iStockphoto/ledynimfa) |
Kisah pilu dialami bayi berusia 38 hari di Gresik. Bayi perempuan berinisial HDN tersebut meninggal dunia usai kaget mendengar kerasnya ledakan petasan.
Bayi malang tersebut merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Nur Hasim dan Nur Faizah, warga Jatirembe, Benjeng, Gresik.
Nufus, tante korban menuturkan sebelum meninggal, keponakannya sempat mendapat perawatan selama 6 hari di rumah sakit. Namun, takdir berkata lain, pada Kamis (27/4) sekitar pukul 10.00 WIB, ia dinyatakan meninggal dunia.
"Meninggalnya tadi pukul 10.00. Di RS Muhammadiyah Lamongan," kata Nufus kepada detikJatim.
Nufus menduga keponakannya tersebut meninggal karena kaget dengan ledakan petasan yang disulut tetangga saat malam takbir Lebaran.
Menurut Nufus, petasan tersebut disulut pada Sabtu (22/4) sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu bayi dan kedua orang tuanya sudah beristirahat di kamar.
"Setelah mendengar petasan itu, keponakan (korban) saya itu langsung kaget hingga mata kanannya itu nutup sebelah dan lidahnya terbalik ke atas," terang Nufus.
Nufus menambahkan, korban saat itu kemudian menangis, ibunya lalu memberikan ASI. Namun, karena lidah N terbalik ke atas, ibunya kesulitan memberikan ASI kepada keponakannya.
"Dikasih ASI ibunya gak mau, karena lidahnya terbalik. Karena khawatir memburuk, kedua orang tua N membawanya ke klinik, bidan, hingga Rumah Sakit Denisa di daerah Bunder," tambah Nufus.
Karena tidak ada ventilator, lanjut Nufus, keluarga membawa korban ke RS Muhammadiyah Lamongan, pada Rabu (26/4) siang. Di sana korban masuk ruang ICU karena koma.
"Di sana keponakan saya sudah koma sehingga dimasukkan ke dalam ruang ICU. Berdasarkan hasil CT scan, ada pembuluh darah otak pecah," jelas Nufus.
Nufus menjelaskan, menurut dokter yang merawat, penyebab pembuluh otak N pecah disebabkan karena sebuah benturan. Padahal N tak pernah terbentur apapun.
"Setelah kita jelaskan bahwa tidak pernah terbentur, dokter bilang bahwa pecahnya pembuluh otak itu juga bisa disebabkan karena kaget yang luar biasa," jelas Nufus.
Keluarganya sebenarnya sudah mengingatkan tetangga tersebut agar tak main petasan karena ada bayi. Letak rumah mereka juga dekat karena jaraknya hanya dua rumah. Namun, imbauan itu tak digubris.
"Sebelumnya sudah pernah diingatkan kalau ada bayi. Tapi gak digubris. Selain kakak saya, ada juga yang punya bayi, sampai diungsikan ke rumah kakeknya," kata Nufus.
Bahkan, lanjut Nufus, saat menyulut petasan, tetangga kakaknya mengarahkan petasan ke atas rumah. Tak hanya itu, penyulut petasan tersebut tak merasa bersalah atau meminta maaf.
"Kan orang dulu gitu kalau kaget karena apa, di pegangkan penyebabnya. Waktu ibu saya meminta bungkus petasan yang disulut untuk obat sawanen (kaget), malah dikasih petasan yang belum disulut. Kan kurang ajar banget," tambah Nufus.
Nufus dan keluarga bayi sebenarnya sudah mengikhlaskan kepergian korban. Namun, ia tak habis pikir tak ada itikad baik berupa permohonan maaf dari tetangga yang menyulut petasan.
"Tidak ada itikad baik, jangankan minta maaf, sampai keponakan saya meninggal saja tidak datang untuk melayat. Kita akan tunggu sampai malam ini, kalau tidak datang minta maaf kita akan lapor polisi," tegas Nufus.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pilu Bayi di Gresik Meninggal Usai Kaget Dengar Ledakan Petasan"