Ilustrasi saat lockdown di China (Foto: Getty Images/Kevin Frayer) |
Pihak berwenang China pada Minggu (30/4), disebut telah membebaskan seorang pria yang hilang tiga tahun lalu setelah mempublikasikan video rumah sakit dan jenazah yang penuh sesak selama wabah COVID-19. Hal itu diumumkan oleh kerabat dari pria tersebut.
Peristiwa itu terjadi saat pria bernama Fang Bin itu dan warga lainnya yang dijuluki 'jurnalis warga' memposting kondisi pandemi pada awal tahun 2020 di internet dan media sosial.
Mereka disebut mempermalukan pejabat China yang menghadapi kritik karena gagal mengendalikan wabah tersebut. Fang dan warga yang dijuluki sebagai jurnalis warga itu mendadak hilang pada bulan Februari 2020.
Dikutip dari AP News, kasus Fang adalah bagian dari tindakan keras Beijing terhadap kritik terhadap penanganan awal pandemi di China, karena Partai Komunis yang berkuasa berusaha untuk mengontrol narasi negara.
Fang dijadwalkan akan dibebaskan hari Minggu, menurut dua orang yang tidak mau disebutkan namanya karena takut akan pembalasan pemerintah. Salah satu dari mereka mengatakan Fang dijatuhi hukuman tiga tahun penjara karena memicu pertengkaran dan memprovokasi masalah, tuduhan samar yang biasanya digunakan terhadap pembangkang politik.
Meskipun demikian, media AP News tak dapat mengonfirmasi pembebasannya secara independen dan detail dengan pihak berwenang. Hal ini disebabkan dua kantor biro keamanan publik Wuhan tidak memberikan nomor telepon kantor informasi mereka atau menjawab pertanyaan apa pun.
Panggilan telepon ke pengadilan yang dilaporkan menghukum Fang berdering tidak dijawab pada Minggu sore. Seorang wanita dari pengadilan lain yang dilaporkan menangani banding Fang mengatakan dia tidak berwenang untuk menjawab pertanyaan.
Sebelumnya, pada awal tahun 2020, wabah COVID awal menghancurkan kota Wuhan, rumah bagi 11 juta penduduk, di provinsi Hubei, China Tengah. Saat lockdown selama 76 hari, jalan-jalannya sepi selama berbulan-bulan, kecuali ambulans dan petugas keamanan.
Pada saat itu, sejumlah kecil 'jurnalis warga' mencoba untuk menceritakan kisah mereka dan orang lain melalui media sosial, menentang monopoli informasi yang diawasi ketat oleh Partai Komunis. Meskipun pergerakan mereka kecil, skalanya belum pernah terjadi sebelumnya dalam wabah penyakit atau bencana besar sebelumnya di Tiongkok.
Tetapi informasi yang mereka posting segera membuat mereka mendapat masalah. Fang dan 'jurnalis warga' lainnya, Chen Qiushi, menghilang pada bulan Februari.
Chen pada September 2021 muncul kembali di umpan video langsung temannya di YouTube, mengatakan bahwa dia mengidap depresi. Meski begitu, ia tidak memberikan rincian tentang kepergiannya.
Wartawan warga lainnya, Zhang Zhan, yang juga melaporkan tahap awal wabah, dijatuhi hukuman empat tahun penjara atas tuduhan berkelahi dan memprovokasi masalah pada Desember 2020. Sekitar delapan bulan kemudian, pengacaranya mengatakan ia jatuh sakit setelah melakukan mogok makan jangka panjang.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "China Bebaskan Warga yang Laporkan COVID-19 usai Dipenjara 3 Tahun"