Hagia Sophia

05 December 2025

Hyodol, Robot 'AI' untuk Temenin Lansia Atasi Kesepian

Foto: Getty Images/iStockphoto/sasirin pamai

Lonjakan populasi menua di Korea Selatan menjadi masalah serius yang selama ini membayangi negeri ginseng, termasuk tingginya angka bunuh diri di kalangan lansia. Setiap hari, rata-rata 10 orang lanjut usia di Korea Selatan mengakhiri hidupnya, menurut laporan Journal of the Korean Medical Association yang dirilis Juni 2025.

Angka itu menempatkan Korsel sebagai negara dengan tingkat bunuh diri lansia tertinggi di negara-negara maju dan paling tinggi di antara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Fenomena ini mencerminkan tren mengkhawatirkan di Asia Timur, saat Jepang dan Hong Kong juga lama berkutat dengan situasi yang sama. Namun kecepatan populasi menua di Korea Selatan membuat dampaknya jauh lebih terasa.

"Korea Selatan sedang menghadapi krisis nyata," beber Othelia E Lee, profesor pekerjaan sosial di University of North Carolina at Charlotte yang meneliti isolasi sosial lansia di Korsel. Negeri ini kini masuk kategori 'super-aged society', dengan lebih dari 10 juta penduduk berusia 65 tahun ke atas sekitar 20 persen dari total populasi.

Perubahan demografis terjadi begitu cepat, sehingga pemerintah dinilai tak sempat menyiapkan sistem pensiun dan dukungan sosial yang memadai. "Membiarkan mereka berjuang sendiri bukanlah pilihan," kata Lee, dikutip dari CNN.

Ketika angka kelahiran merosot drastis dan banyak lansia hidup sendiri, masalah kesehatan mental pun meningkat. Kondisi ini memaksa pemerintah dan kelompok kesejahteraan mencari solusi yang tidak konvensional, termasuk memanfaatkan robot berbasis artificial intelligence (AI).

Cucu Versi 'AI' untuk Temani Lansia

Di tengah krisis itu, sebuah inovasi tak biasa menjadi tumpuan, boneka robot bernama Hyodol. Dengan mata besar penuh senyum, telinga menonjol, dan suara ceria seperti anak berusia tujuh tahun, Hyodol dirancang bukan untuk menjadi 'cucu' sebenarnya, tetapi untuk mengurangi kesepian.

Robot setinggi 15 hingga 20 inci itu dibuat dari bahan lembut, merespons sentuhan di kepala atau genggaman tangan, dan dapat mengobrol, memutar musik, hingga memberi latihan kognitif. Bagi banyak lansia yang pulang ke rumah sepi, sapaan sederhana seperti menyebut beberapa kalimat.

"Grandma/Grandpa, aku menunggu seharian," demikian salah satu ucapan yang keluar dari robot tersebut.

CEO Hyodol, Jihee Kim, mengatakan desain lucu itu bukan sekadar estetika. "Penampilan seperti bayi membuat hubungan emosional lebih mudah terbentuk. Lansia yang tidak terlalu akrab dengan teknologi, merasa lebih nyaman."

Selain dukungan emosional, Hyodol juga memiliki fungsi praktis, mengingatkan minum obat, memberi peringatan darurat, hingga membantu pekerja sosial memantau kondisi harian lansia dari jarak jauh.

Perubahan besar setelah menerima 'cucu' AI

Hingga November 2025, lebih dari 12.000 unit Hyodol telah disalurkan melalui program pemerintah dan lembaga kesejahteraan. Sekitar 1.000 robot lainnya dibeli langsung oleh keluarga. Model terbaru dijual seharga 1,3 juta won atau sekitar Rp11 hingga 12 juta.

Seorang pekerja sosial, yang meminta identitasnya dirahasiakan, menceritakan kepada media bahwa salah satu klien lansianya mengalami perubahan besar setelah menerima cucu versi AI semacam ini.

Sebelumnya, perempuan itu 'sangat depresi' dan kerap memandangi balkon apartemen lantai 11 sambil mempertimbangkan untuk melompat. Setelah robot itu hadir, pekerja sosial tersebut menyaksikan ikatan emosional yang kuat terbentuk. Kesepian dan keputusasaan yang sebelumnya memenuhi kesehariannya perlahan berkurang.

Fenomena serupa telah dicatat dalam penelitian. Pada 2024, Lee menemukan banyak lansia memberi nama pada robot mereka, membelikan baju bayi, hingga menidurkannya setiap malam. Dalam studi eksperimental terhadap 69 lansia, mereka yang menggunakan Hyodol selama enam minggu menunjukkan penurunan depresi dan peningkatan fungsi kognitif.

"Pengguna dengan gangguan kognitif ringan bahkan dapat menunda masuk panti jompo," tulis Lee.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Korsel Bagikan 'Cucu' Versi AI untuk Lansia Kesepian demi Tekan Kasus Bunuh Diri"