Hagia Sophia

12 May 2023

Beberapa Penyakit Ini Bisa Dideteksi Melalui Bau Badan

5 penyakit ini bisa dideteksi melalui bau badan. (Foto: Thinkstock)

Pada umumnya, bau badan (body odor) seringkali disebabkan dengan kurangnya higienitas seseorang. Tetapi baru-baru ini, para ahli percaya bahwa penyakit mematikan dapat didiagnosis melalui bau badan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa penyakit tertentu memiliki 'jejak napas' (breath print) sendiri, yang dapat dianggap sebagai biomarker untuk diagnosis dini kondisi tersebut.

Bau badan terjadi ketika bakteri bercampur dengan keringat. Bau badan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti hormon, pola makan, obat-obatan tertentu dan kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Faktor lain yang mempengaruhi bau badan adalah kelembapan, genetika, kelebihan berat badan, dan olahraga. Faktor hormonal seperti menstruasi dan ovulasi juga menyebabkan perubahan bau badan.

Bagaimana penyakit mempengaruhi bau badan?

Menurut para ahli, ketika seseorang mengidap suatu penyakit, cara kerja tubuhnya berubah. Perubahan dalam proses biokimia yang berbeda dapat menyebabkan produksi molekul kecil yang mudah menguap di dalam tubuh, yang diangkut oleh darah ke seluruh tubuh. Tubuh kemudian mengeluarkannya melalui napas, urine, dan keringat.

"Menurut literatur ilmiah, ada bukti bahwa aroma tersebut mungkin mengandung penanda untuk kanker paru-paru, kanker payudara, diabetes, melanoma dan banyak lagi," kata insinyur biomedis di Ben-Gurion University Israel, Yehuda Zeiri, dikutip dari Medical Daily, Jumat (12/5/2023).

Berikut adalah penyakit yang dapat dideteksi melalui bau badan:

1. Preeklampsia
Preeklampsia adalah gangguan hipertensi (darah tinggi) yang disebabkan selama kehamilan. Komplikasi biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan pada wanita yang tidak memiliki masalah tekanan darah.

Kondisi tersebut meningkatkan kadar protein dalam urine yang mengindikasikan kerusakan ginjal dan tanda-tanda kerusakan organ lainnya. Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu hamil dan anak yang belum lahir dan bahkan bisa berujung kematian.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2016, preeklampsia dapat dideteksi menggunakan cetakan napas ibu hamil dengan akurasi 84 persen.

2. Kanker Paru
Kanker paru-paru terjadi ketika sel-sel di paru-paru tumbuh secara tidak normal. Penelitian telah menunjukkan bahwa kanker paru-paru dapat dideteksi pada tahap paling awal hanya dengan menggunakan tes napas sederhana yang disebut Na-Nose.

Pengembang teknologi berharap dapat memperluas penggunaannya untuk mendeteksi tanda-tanda awal penyakit serius lainnya seperti Parkinson, penyakit ginjal, penyakit hati, Alzheimer, dan sklerosis ganda.

3. Gagal ginjal
Gagal ginjal adalah kondisi kesehatan serius yang terjadi ketika salah satu atau kedua ginjal berhenti berfungsi. Gagal ginjal bisa disebabkan oleh kondisi medis seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi. Para peneliti telah menemukan bahwa amonia dalam napas mengindikasikan gagal ginjal.

Berdasarkan temuan ini, para ilmuwan dari University of Illinois, AS, telah mengembangkan perangkat sekali pakai yang dapat mendeteksi jejak napas dari gagal ginjal.

"Dalam pengaturan klinis, dokter menggunakan instrumen besar, pada dasarnya seukuran meja besar, untuk mendeteksi dan menganalisis senyawa ini. Kami ingin membagikan chip sensor murah kepada pasien sehingga mereka dapat menggunakannya dan membuangnya," ujar Ying Diao, yang memimpin tim yang mengembangkan teknologi tersebut.

4. Diabetes
Penelitian telah menunjukkan bahwa bau badan pengidap diabetes seperti buah (fruity smell). Bau buah disebabkan ketoasidosis yang disebabkan karena penggunaan insulin yang tidak mencukupi atau tidak efisien dalam tubuh.

5. Gagal hati (liver)
Ketika hati pasien berhenti berfungsi atau melambat. Akibatnya, racun dan kontaminan menumpuk di urine, keringat, dan napas. Bau badan pengidap gagal hati biasanya dikaitkan dengan bau ikan mentah.





























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "5 Penyakit Ini Bisa Dideteksi Lewat Bau di Badan, Termasuk Diabetes"