![]() |
Ilustrasi suplemen. (Foto: Getty Images/iStockphoto/VacharapongW) |
Ramai warga Australia menggugat perusahaan suplemen ternama Blackmores melalui mekanisme gugatan class action. Gugatan tersebut dilayangkan setelah sejumlah konsumen mengalami masalah kesehatan serius, terutama gangguan saraf, yang diduga terkait dengan kandungan vitamin B6 berlebih dalam produk Blackmores.
Awal Mula Kasus
Penggugat utama, Dominic Noonan-O'Keeffe mulai mengonsumsi dua produk Blackmores, yakni Super Magnesium+ dan Ashwagandha+, pada Mei 2023. Tujuannya adalah menjaga kebugaran tubuh menjelang kelahiran anak pertamanya pada 26 Mei 2023.
Namun, tanpa ia sadari, kedua suplemen tersebut mengandung kadar vitamin B6, diklaim mencapai 29 kali lebih tinggi melampaui asupan harian yang direkomendasikan.
Pada Agustus 2023, Dominic mulai merasakan gejala kesehatan yang mencurigakan, seperti kelelahan ekstrem, sakit kepala, hipersensitivitas terhadap rangsangan lingkungan, hingga kejang otot, nyeri saraf (neuralgia), detak jantung tidak beraturan (palpitasi), gangguan penglihatan, serta hilangnya sensasi di tubuh. Kondisinya makin memburuk hingga mengganggu konsentrasi, tidur, bahkan kemampuan berjalan.
Tim medis yang menangani Dominic kemudian memberikan diagnosis neuropati, alias kerusakan pada sistem saraf yang diduga kuat disebabkan oleh akumulasi vitamin B6 dari konsumsi suplemen tersebut. Meski ia menghentikan konsumsi produk pada Februari 2024, gejala masalah saraf yang dialaminya masih terus berlangsung hingga kini.
Tuntutan Hukum
Firma hukum Polaris Lawyers yang mewakili para penggugat menyatakan bahwa mereka tengah menyelidiki lebih lanjut dugaan dampak jangka panjang dari konsumsi vitamin B6 dosis tinggi yang dijual bebas melalui produk Blackmores. Mereka menyoroti fakta banyak suplemen di pasaran mengandung kadar B6 yang melebihi ambang aman konsumsi harian.
"Sangat mengkhawatirkan melihat begitu banyak produk di rak apotek mengandung vitamin B6 dalam dosis tinggi yang berpotensi toksik," tulis mereka dalam pernyataan resmi.
Polaris juga menyebut bahwa Dominic bukan satu-satunya korban, dan dugaan kerusakan saraf akibat vitamin B6 dalam suplemen bisa saja terus menimpa ratusan warga Australia lainnya. Gugatan ini menuntut perubahan regulasi dan transparansi, serta tanggung jawab dari produsen untuk menjamin keamanan konsumennya.
"Persetujuan dari regulator bukan berarti produsen bebas dari kewajiban hukum untuk memastikan produk mereka aman digunakan," tegas Polaris Lawyers.
Respons Blackmores
Pihak Blackmores akhirnya angkat suara menanggapi laporan tersebut. Dalam pernyataan resminya yang dikutip dari News.com.au, perusahaan menyatakan bahwa seluruh produknya dikembangkan sesuai standar yang ditetapkan Therapeutic Goods Administration (TGA), otoritas regulasi obat dan suplemen di Australia.
"Blackmores berkomitmen terhadap kualitas produk dan keselamatan konsumen. Semua produk kami mematuhi batas dosis maksimum harian serta mencantumkan peringatan sesuai ketentuan," ujar juru bicara perusahaan.
Blackmores juga menyatakan bahwa mereka sedang meninjau keputusan sementara dari TGA, serta menyatakan kesiapannya untuk patuh terhadap keputusan akhir-termasuk jika produk mereka harus dipindahkan dari kategori over-the-counter menjadi hanya bisa dibeli melalui apoteker.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Awal Mula Warga Australia Gugat Blackmores usai Diduga Picu Masalah Saraf"