Hagia Sophia

30 July 2023

WHO SEARO: Indonesia Bisa Jadi Regulator Obat yang Kuat di ASEAN

Kepala BPOM Penny K Lukito. (Foto: Agung Pambudhy)

Perwakilan World Health Organization South-East Asia Regional Office (WHO SEARO) menyebut Indonesia berpotensi menjadi salah satu regulator obat kuat di antarnegara Asia Tenggara.

Director Department of Health Systems Development (HSD) WHO SEARO, Dr Manoj Jhalani menilai BPOM RI mampu belajar dari pengalaman untuk memperkuat sistem serta kapasitas regulatori, dan membagikannya ke banyak negara anggota South-East Asean Regulatory Network (SEARN).

"Saya meyakini dalam waktu dekat Indonesia bakal menjadi salah satu otoritas regulator yang kuat," beber Manoj dalam pertemuan WHO SEARN Assembly meeting, Rabu (27/7/2023).

SEARN merupakan jejaring yang terbentuk dari 11 negara anggota WHO di wilayah Asia Selatan hingga Asia Tenggara, meliputi Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste.

Ke depan, antarnegara akan memiliki sistem regulasi yang sama untuk memperkuat standar keamanan obat. WHO memberikan benchmarking tool terkait tingkat kematangan atau level maturitas BPOM RI, 2 dari 4 untuk semua fungsi dan 4 nilai untuk fungsi izin edar atau marketing authorization, vigilance, akses laboratorium dan fungsi lot release.

"Ini pertemuan tahunan dari SEARN, intinya bagaimana kerja sama regulatory organisasi seperti BPOM di negara-negara regional ASEAN bekerja sama memperkuat produksi dan distribusi obat, alat kesehatan yang beredar di regional Asia Tenggara," beber Kepala BPOM Penny K Lukito dalam kesempatan yang sama.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bisa Belajar dari Pengalaman, WHO SEARO Yakin RI Jadi Regulator Obat yang Kuat"