 |
| Ilustrasi pasien COVID-19. (Foto: iStock) |
Banyak orang dilaporkan mengalami long COVID-19, gejala menetap pasca sembuh dari virus Corona SARS-CoV-2. Beberapa di antaranya bahkan mengeluhkan gejala long COVID-19 selama lebih dari tiga bulan, enam bulan, bahkan satu tahun.
Dikutip dari US News, Amerika Serikat setidaknya dalam dua setengah tahun terakhir melaporkan ribuan orang mengalami berbagai keluhan meski sudah sembuh selama 3 bulan, 6 bulan, bahkan setahun.
Menurut perkiraan pemerintah AS yang dirilis bulan Mei, hampir 1 dari 5 orang dewasa yang pernah mengidap COVID-19 di masa lampau masih mengalami setidaknya satu gejala COVID-19 berkepanjangan. Antara lain kelelahan, sesak napas, kabut otak, nyeri dada, dan sakit kepala.
"Statistiknya cukup menakutkan," menurut Mikhail Kogan, Direktur Pusat Kedokteran Integratif Universitas George Washington.
"Jika kita tidak menghentikan ini, jika terus berlanjut, sebagian besar populasi pada suatu saat mengalami beberapa gejala COVID yang panjang," kata Kogan, yang juga menyoroti kemungkinan sumber daya tidak cukup menangani keluhan puluhan juta warga AS dengan Long COVID.
Ashley Drapeau, Direktur Program Long COVID di AS, mengatakan beberapa klinik yang didedikasikan untuk merawat kondisi tersebut memiliki masa tunggu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sebelum pasien dapat kembali pulih seutuhnya.
"Pasien-pasien ini duduk di rumah tidak dapat bekerja, tidak dapat mengurus keluarga mereka," kata Drapeau, yang mengidap long COVID setelah tertular Desember 2020.
"Anak muda yang lemah harus berhenti sekolah dan mereka dihadapkan dengan pilihan sangat terbatas."
Faktanya, satu penelitian yang diterbitkan pada bulan Mei menemukan bahwa sekitar setengah dari orang yang dirawat di rumah sakit karena virus corona di Wuhan, China, pada awal pandemi melaporkan gejala COVID berkepanjangan dua tahun kemudian. Penulis mengatakan itu adalah studi tindak lanjut terlama hingga saat ini.
Meskipun penelitian tersebut menemukan bahwa kondisi pasien bisa membaik dari waktu ke waktu, kesehatan dan kualitas hidup yang lebih buruk dilaporkan pada banyak 'alumni COVID-19' dibandingkan populasi umum, masing-masing dengan pemantauan dua tahun setelah dirawat di rumah sakit.
"Kami melihat orang datang kepada kami satu atau dua tahun setelah mereka sakit, dan mereka masih hampir tidak bisa berjalan," katanya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mohon Maaf, Studi Bawa Kabar Nggak Enak Lagi Buat Alumni COVID-19!"