detikcom |
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah untuk tahun depan akan mencapai Rp 14.800 sampai Rp 15.200. Sementara tahun ini Rp 14.500 sampai Rp 14.900.
"Untuk proyeksi makro ekonomi 2023 dan 2022 PDB 2022 sekitar 4,5%-5,3% untuk 2023 4,5-5,3%. Nilai tukar 2022 Rp 14.500 sampai Rp 14.900 dan 2023 Rp 14.800 sampai Rp 15.200," terangnya dalam kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), Selasa (30/8/2022).
Bersamaan dengan itu dijelaskan juga proyeksi inflasi pada tahun ini dan tahun depan pun akan tembus di atas 4%. Perry menambahkan langkah-langkah pengendalian inflasi ke depan memang menjadi sangat penting.
"Untuk inflasi indikasi risiko-risiko inflasi akan lebih tinggi dari 4% tahun ini maupun tahun depan. Itu perlu langkah-langkah pengendalian menjadi sangat penting," lanjutnya.
Dalam penjelasannya, tekanan inflasi akan meningkat didorong oleh tingginya harga energi dan pangan global, serta kesenjangan pasokan. Inflasi inti dan ekspektasi inflasi diperkirakan berisiko meningkat akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi dan inflasi volatile food, serta semakin menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.
"Karenanya diperlukan sinergi kebijakan yang lebih kuat antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia untuk langkah-langkah pengendalian," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di finance.detik.com dengan judul "Dolar AS Diprediksi Bisa Tembus Rp 15.200 Tahun Depan"