Kota yang hilang tersebut berada di bawah Samudra Atlantik. Ada sebuah bangunan kokoh yang berdiri tegak. Foto: (D. Kelley/UW/URI-IAO/NOAA) |
Di dekat pegunungan bawah laut Samudra Atlantik, ilmuwan menemukan sebuah 'Kota yang Hilang', tepatnya pada tahun 2000. Ketika menjelajah samudra dengan kendaraan yang dioperasikan jarak jauh, para ilmuwan melihat adanya 'cahaya biru' dan mendapati wilayah tersebut. Wilayah itu diketahui sebagai medan hidrotermal.
Terlihat sebuah bangunan yang terbentuk dari tumpukan jamur toadstool dan monolit raksasa berdiri kokoh setinggi 60 meter. 'Menara' itu ditemukan di kedalaman 700 meter di bawah permukaan laut. Menurut ilmuwan, situs seperti ini belum pernah ditemukan sebelumnya di Samudra Atlantik walaupun ada kemungkinan medan hidrotermal seperti ini juga ada di suatu tempat yang belum terdeteksi.
Bangunan ini memiliki 'cerobong asap' yang memuntahkan gas sepanas 40°C. Ini adalah rumah bagi banyak siput dan krustasea. Hewan yang lebih besar seperti kepiting, udang, bulu babi, dan belut jarang ditemukan, tetapi masih ditemukan.
This is the Lost City, a towering ecosystem in the middle of the North Atlantic. It’s completely unique, with life found nowhere else on Earth. And if someone wanted to destroy it? There’s nothing you could do about it. No laws. No consequences. Welcome to the High Seas... pic.twitter.com/mdG5wOsr5h
— Open Ocean Exploration (@RebeccaRHelm) August 22, 2022
Uniknya, hidrokarbon yang dihasilkan oleh 'Kota Hilang' tidak terbentuk dari karbon dioksida atmosfer atau sinar matahari, tetapi oleh reaksi kimia di dasar laut dalam. Karena hidrokarbon adalah bahan penyusun kehidupan, hal ini membuka kemungkinan bahwa kehidupan berasal dari habitat seperti ini.
Karena informasi yang dikandungnya, beberapa ahli menyerukan agar 'Kota Hilang' terdaftar sebagai situs Warisan Dunia guna melindungi keajaiban alam itu sebelum terlambat. Sayangnya, para ilmuwan bukan satu-satunya yang tertarik dengan medan yang tidak biasa itu.
Pada tahun 2018, diumumkan bahwa Polandia telah memenangkan hak untuk menambang laut dalam di sekitar The Lost City. Meskipun tidak ada sumber daya berharga yang dapat dikeruk di medan termal itu sendiri, penghancuran lingkungan 'Kota yang Hilang' dapat menimbulkan konsekuensi mengancam bagi pelestarian situs. Demikian melansir Science Alert.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Wujud Kota yang Hilang di Samudra Dalam Atlantik"